DI kolong langit Terdapat ratusan, bahkan mungkin ribuan, mafia. Dari sekian banyak mafia, setidaknya Terdapat lima yang sangat terkenal. Mereka legenda dalam sejarah kelam dunia hitam.
Pertama ialah Kartel Sinaloa. Mafia pimpinan Joaquin Guzman ini sangat ditakuti di Meksiko. Mereka disebut-sebut bertanggung jawab atas Kematian ribuan orang.
Mafia kedua yang mendunia ialah Mafia Sisilia yang digembongi Salvatore Riina. Riina dijuluki Il Capo Dei Capi, bos dari Sekalian bos. Dia ditangkap pada 1993 dan meninggal pada 2017.
Mafia ketiga Terdapat di Jepang. Namanya Yakuza. Sejarahnya dimulai sejak era Shogun Tokugawa pada 1600-an. Hingga kini, mereka Lagi eksis meski terkadang bersalin Paras. Organized Crime and Corruption Reporting Project mencatat, pada masa pendemi covid-19, Yakuza kerap menolong masyarakat dengan memberikan Sokongan medis gratis.
Mafia terkenal keempat ialah Sindikat Capone yang dipimpin Alphonse Gabriel ‘Al’ Capone. Di zamannya, Al Capone merupakan gangster yang paling ditakuti di Amerika. Al Capone lahir di Italia pada 1899 dan meninggal di usia 46 tahun.
Mafia kelima ialah Kartel Medellin di Kolombia. Pemimpinnya Pablo Escobar yang lahir pada 1949 dan tewas pada 1993. Kepada memburu Escobar, aparat Kolombia Tiba dibantu Delta Force AS.
Kelima mafia kelas wahid itu beda Kawasan kekuasaan, tapi sepak terjang mereka sama. Mereka sama-sama perkumpulan yang bergerak di bidang kejahatan. Komoditas kriminalitas yang diperjualbelikan juga serupa, mulai dari perdagangan narkoba, senjata, hingga pencucian Duit. Mereka kerap pula memamerkan kekejaman, kebengisan, kebrutalan.
Di negeri ini, di Indonesia, mafia Terdapat dalam Bentuk berbeda. Kalau mafia papan atas di mancanegara menjadikan narkoba atau senjata ilegal sebagai komoditas, di sini mafia bermain-main dengan kebutuhan emak-emak. Pada suatu Demi, mereka memainkan beras. Di lain waktu, manisnya gula dibikin pahit karena sulit didapat dan harga selangit. Pupuk sebagai kebutuhan pokok petani sering pula dibuat sengkarut.
Belakangan, giliran minyak goreng yang mereka goreng. Praktik jahat mereka pun telah Lamban berlangsung. Sejak akhir tahun Lampau. Sudah Sekeliling empat bulan jalan napas ibu-ibu menyempit.
Awalnya, harga minyak goreng melambung tak terbendung. Pemerintah kemudian melakukan intervensi dengan menetapkan harga eceran tertinggi (HET), tetapi hasilnya jauh panggang dari api. Minyak goreng menjadi langka. Ibu rumah tangga hingga penjual gorengan semakin keras menjerit. Itulah kebijakan coba-coba.
Pemerintah tetap tak berdaya. Lampau, kebijakan coba-coba dicoba Tengah. HET Kepada minyak kemasan dicabut. Harga kembali dipasrahkan kepada pasar. Tiba-tiba minyak goreng bak jamur di musim penghujan. Ia membanjiri pasar, tapi dengan harga yang tak masuk Pikiran. Harganya jauh lebih mahal ketimbang sebelum Terdapat HET.
Harga minyak goreng curah yang disubsidi dan ditetapkan Rp14.000 per liter juga melonjak tinggi. Di sejumlah daerah bahkan mencapai lebih Rp20.000 per liter. Itu pun tak mudah didapatkan. Paling Kagak tak semudah pemerintah mengumbar janji-janji.
Kagak perlu sekolah tinggi-tinggi Kepada dapat menilai Terdapat kekuatan raksasa di balik persoalan minyak goreng. Tak harus pintar-pintar amat Kepada mencurigai adanya mafia ketika minyak goreng yang tadinya langka ujug-ujug bejibun di lapangan begitu harga dibiarkan suka-suka.
Adanya mafia diungkapkan pula oleh Menteri Perdagangan M Lutfi. Di depan Perhimpunan Formal negara, yakni rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (17/3), dia menyebut Terdapat pihak yang mengalihkan minyak subsidi ke minyak industri dan mengekspor minyak goreng ke luar negeri.
Pihak-pihak yang dia sebut sebagai mafia itu juga mengemas ulang minyak goreng agar Dapat dijual dengan harga yang tak sesuai dengan HET. Mendag mengaku telah memberikan data mafia kepada Polri agar dapat diproses hukum. Dia bahkan sempat menjanjikan tersangka mafia minyak goreng akan diumumkan pada Senin (21/3).
Tetapi, hingga kini, tiada pengumuman itu. Mafia minyak goreng tetap gaib, tetapi ulahnya Maju Membikin rakyat tercekik. Terdapat sejumlah kemungkinan kenapa identitas mafia minyak goreng belum juga dibeberkan. Pertama, Dapat jadi Mendag takut dengan mafia meski saya tak terlalu Tentu dengan kemungkinan ini. Kedua, boleh jadi Terdapat kekuatan besar yang menekan Mendag Kepada Kagak mengumumkan mafia tersebut. Atau, jangan-jangan Mendag sebenarnya belum mengantongi nama-nama mafia yang dimaksud.
Antara mafia Kartel Sinaola, Mafia Sisilia, Yakuza, Kartel Madellin, Sindikat Capone, dan mafia minyak goreng sejatinya satu komunitas. Mereka sama-sama rakus dan jahat. Mereka biang kesengsaraan rakyat.
Menurut Francis Fukuyama, rumusan trust sebagai Cita-cita terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif Kagak berlaku di kalangan mafia. Mafia memegang Tegar prinsip, “Ambillah keuntungan sebanyak-banyaknya dari orang lain yang Terdapat di luar keluargamu pada setiap kesempatan. Apabila Kagak, mereka akan mengambil keuntungan terlebih dahulu darimu.”
Celaka tiga belas, dalam beberapa kasus, negara tak berdaya dalam menghadapi superioritas mafia. Hingga detik ini, negara ini pun tiada daya Kepada menyudahi keganasan mafia minyak goreng.
Bak menunggu godot, entah Tiba Ketika negara akan menunjukkan wibawanya. Seorang perajin kerupuk di Sakral yang harus keliling ke 25 toko Kepada mendapatkan minyak goreng curah sih bilang, ”Kalau (pemerintah) nggak Dapat ngurusin, reshuffle atau bubar saja.” Nah!