Hasyim dan Tiga Ta

THE Profumo Affair. Kisah ini terjadi pada 1961 tentang skandal politik yang menggegerkan dunia. Skandal yang menjatuhkan reputasi tokoh besar pada masa itu, John Profumo, lantaran berselingkuh dengan mata-mata Rusia, Christine Keeler, yang menyamar sebagai gadis panggung.

Profumo adalah Sekretaris Negara untuk Perang Inggris. Jabatannya sangat krusial. Karena itu, ketika tabiat buruknya terbongkar, publik Inggris meradang. Profumo jadi sasaran kecaman karena selain melanggar moral, juga membahayakan lantaran selingkuhannya adalah agen spionase Rusia yang notabene musuh Inggris di era Perang Dingin. Singkat cerita, Profumo dipaksa lengser. Gegara wanita, kariernya habis.

Moshe Katsav adalah Presiden Israel dan anggota Knesset. Dia jadi sorotan karena dituduh melakukan rudapaksa terhadap karyawatinya dan pelecehan seksual kepada wanita lain. Kasus itu terjadi pada 25 Januari 2007, terus memanas, sampai akhirnya dia menyerah dan mundur pada 1 Juli. Karena semena-mena kepada wanita, ia kena batunya.

Negeri Om Sam’ diguncang skandal perselingkuhan antara Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Ini bukan skandal biasa. Clinton adalah Presiden Amerika, orang paling berkuasa di dunia. Terdapatpun Lewinsky pekerja magang di Gedung Putih pada 1995-1997. Sebagai presiden, reputasi Clinton terbilang cemerlang. Tetapi, kiprah politiknya seketika berubah kelam akibat main-main dengan perempuan.

Cek Artikel:  Pertimbangan Hukum MK

Tetap banyak saga buruk tokoh dunia akibat berselingkuh atau berbuat semaunya terhadap ras yang katanya terkuat di bumi itu. Di sini, di negeri ini, pun ada. Kisahnya bahkan masih fresh from the oven, masih hangat, karena baru saja diungkap. Ia memang tidak menyangkut presiden atau menteri. Akan tetapi, posisi sang tokoh juga sangat penting. Dia adalah Hasyim Asy’ari, sang ketua Komisi Pemilihan Lumrah (KPU).

Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Hasyim baru saja dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindakan asusila terhadap CAT, seorang wanita anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda. Terdapat fakta-fakta memalukan yang dibeberkan dalam putusan DKPP. Fakta-fakta yang membuat orang normal tak cukup nalar untuk mencerna kok bisa seorang ketua KPU bertingkah laku seperti itu.

Karena memalukan, tak usahlah semua fakta itu dibeberkan di forum ini. Yang pasti, menurut DKPP, Hasyim sebagai teradu terbukti berhubungan badan dengan CAT selaku pengadu. Rekanan terlarang itu terjadi karena ada bujuk rayu, bahkan pemaksaan. Peristiwa itu terjadi pada 3 Oktober 2023 di sela rangkaian acara bimbingan teknis PPLN di Den Haag.

Cek Artikel:  Fatamorgana Khilafatul Muslimin

Punya affair dengan perempuan, dengan lawan jenis, jelas perbuatan tunaetika, melanggar moral. Tiada pemakluman untuk itu. Apalagi jika yang melakukan pejabat atau pimpinan institusi negara yang wajib menaruh integritas dan moralitas di tempat utama. Terlebih jika kelakuan seperti itu diduga tak hanya sekali dilakukan.

Demi Hasyim, dia sebelumnya juga pernah dilaporkan ‘si wanita emas’ Ketua Lumrah Partai Republik Satu, Hasnaeni, atas perbuatan asusila pada pertengahan 2023. Tetapi, kala itu, DKPP cuma menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir.

Maka, kalau kali ini DKPP memberhentikan Hasyim, itu sudah semestinya. Putusan ini tepat kendati telat. Banyak yang bilang, pemberhentian Hasyim dari KPU seharusnya dilakukan dari dulu. Saya pun sepakat dengan itu. Bukankah selain kasus asusila, Hasyim juga tersangkut sejumlah perkara pelanggaran etika lainnya?

Dulu, KPU periode 2001-2007 juga ternoda karena komisionernya terlibat korupsi. Akan tetapi, masih ada yang bisa dibanggakan karena Pemilu 2004 sebagai pemilihan langsung pertama sejak reformasi yang mereka helat berlangsung baik, bahkan disebut sebagai yang terbaik.

Cek Artikel:  Debat tanpa Terdapatb, Ngeles kayak Bajaj

Kini, akibat kelakuan Hasyim, KPU kembali tecemar jelaga. Celakanya, Pemilu 2024 hasil kinerja mereka dinilai buruk, bahkan disebut yang terburuk. Kalau begitu, apa lagi yang hendak engkau banggakan?

Terdapat pitutur luhur mengingatkan kita semua agar senantiasa tidak tergoda, tergiur, apalagi terjebak ‘Tiga Ta’; harta, takhta, dan wanita. Bukan berarti wanita biang masalah, bukan berarti menyudutkan kaum perempuan, tapi memang tak jarang tokoh-tokoh yang kebetulan laki-laki hancur karenanya. Sama halnya harta dan kuasa, kalau nafsu untuk mendapatkannya kelewat tinggi, orang mudah lupa diri, tak peduli dengan etika, masa bodoh dengan moral.

Filosofi Jawa wasiat Sunan Kalijaga mengatakanAja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman. Janganlah terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi. Petuah itu sungguh apik dan relevan sampai kapan pun. Semoga kita tetap ingat dan mematuhinya. Soal para pejabat yang lupa dan ingkar, biarkan saja mereka menanggung akibatnya.

 

Mungkin Anda Menyukai