Tren Investasi di Indonesia Perhiasan dan Tabungan Emas Tinggi Peminat

Tren Investasi di Indonesia: Perhiasan dan Tabungan Emas Tinggi Peminat
Ilustrasi(Freepik)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan kondisi pasar dan ekonomi Mendunia maupun domestik pada 2023 banyak mengalami gejolak dan kejutan, Tetapi tetap memberikan perkembangan positif di sektor pasar modal. Hal itu terlihat dari minat masyarakat Demi berinvestasi yang Tetap tinggi. 

Data Bursa Pengaruh Indonesia (BEI) menyatakan investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa Anggaran meningkat sebesar 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor pada tahun Lampau.

Jakpat melakukan survei terhadap 2.088 responden di seluruh Indonesia tentang tren investasi, Bagus bagi mereka yang sudah Mempunyai maupun yang berencana Demi berinvestasi.

Hasil survei menunjukkan bahwa 3 dari 4 orang pernah Mempunyai investasi. Lebih detail, 83% dari pemilik ini mengelola produk investasi mereka secara rutin dengan perhiasan sebagai produk yang paling banyak dikelola dengan persentase 30%. 

Cek Artikel:  DeFi dan CeFi dalam Dunia Kripto

Produk lain yang juga digemari adalah logam mulia/tabungan emas (21%) dan properti (17%). Sementara, 16% responden rutin mengelola reksa Anggaran dan 13% mengelola saham.

“Setiap tahun selalu Terdapat pertumbuhan positif jumlah investor di produk pasar modal, Bagus saham maupun reksa Anggaran. Pertumbuhan paling besar terjadi pada segmen investor muda. Walaupun investor muda ini Tetap mendominasi, Tetapi penguasaan asetnya Bukan sebesar investor dari segmen usia yang lebih matang,” ujar Head of Research Jakpat, Aska Primardi.

Rutin mengelola investasi

Terkait awal mula, 43% responden mengaku mulai berinvestasi di usia 20-an. Sementara yang lain mulai berinvestasi di usia 30-34 tahun dengan persentase 20%. Lampau, 44% orang sudah berinvestasi selama lebih dari 2 tahun, sedangkan 1 dari 5 orang mulai rutin berinvestasi selama kurang dari 6 bulan.

Cek Artikel:  Executive Lab Lembaga Bahas Kolaborasi UMKM

Berbicara soal sumber Anggaran investasi, Dekat 60% responden menyatakan berasal dari gaji. Sumber lainnya adalah tabungan (53%) dan bonus (46%). Lebih dari 50% orang menginvestasikan 10-30% dari pendapatan mereka tiap bulan.

“Minat yang tinggi Demi berinvestasi tampaknya juga diikuti dengan literasi yang cukup tentang investasi. Hal ini terlihat dari besarnya alokasi Anggaran investasi dari total pendapatan bulanan yang Bukan terlalu besar, Tetapi yang Krusial hal ini rutin dilakukan setiap bulan. Selain itu tampaknya mereka juga dapat memisahkan mana Doku panas dan mana Doku dingin yang Pandai dipakai Demi investasi,” tutur Aska.

Cek Artikel:  Permudah Kaum Bayar Pajak, Bank DKI Tambah Gerai Samsat di Pusat Perbelanjaan

Lebih dari 40% responden mendapatkan informasi terkait produk-produk investasi dari rekomendasi orang-orang terdekat, seperti keluarga, Kolega, atau kerabat. Beberapa lainnya dari sosial media seperti akun Youtube Bukan Formal seperti para profesional atau reviewer (27%) dan website Formal penyedia produk investasi (26%).

Platform investasi digital

Selain tabungan emas, platform penyedia investasi yang juga banyak digunakan adalah reksa Anggaran (16%) dan mata Doku kripto/cryptocurrency (13%). Saham dan obligasi/sukuk ritel/Surat Berharga Nasional (SBN) juga diminati.

Bibit merupakan platform yang paling banyak digunakan Demi investasi digital, Yakni Demi reksa Anggaran (62%), saham (46%), dan obligasi (62%). 

Di sisi lain, layanan keuangan digital Anggaran juga Lazim digunakan sebagai platform investasi yakni pada tabungan emas (30%) dan reksa Anggaran (23%). (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai