Liputanindo.id SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengemukakan bahwa capaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim menunjukkan kontribusi sebesar 14,22 persen atas pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan 24,99 persen terhadap PDRB untuk Pulau Jawa.
“Selain itu, stabilitas sistem keuangan di Jawa Timur pada triwulan 3 tahun 2023 juga terpantau terjaga dengan baik,” kata Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat (9/2/2024).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kecukupan modal, kecukupan likuiditas, dan risiko kredit perbankan masih terjaga di batas aman yang tentunya menyesuaikan dengan tingkat suku bunga acuan sesuai dengan kebijakan.
“Struktur kredit di Jawa Timur didominasi oleh kredit rumah tangga yang berkontribusi 28 persen, diikuti dengan kredit perdagangan yang berkontribusi 26,10 persen, dan kredit industri berkontribusi 21 persen. Hal ini mencerminkan bahwa adopsi kredit pada masyarakat rumah tangga berkontribusi secara masif dalam transaksi keuangan secara regional,” ujar Khofifah saat menghadiri Rapat Biasa Pemegang Absaham (RUPS) Mengertinan 2023 di Kantor Bank Jatim Surabaya pada Rabu (7/2/2024).
Berikutnya adalah data OJK per September 2023 yang menunjukkan bahwa kinerja sektor perbankan di Jatim tetap bertumbuh. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan asset perbankan yang meningkat 5,46 persen, sehingga menjadi Rp89,1 triliun.
Kemudian, Biaya Pihak Ketiga meningkat 3,74 persen, sehingga menjadi Rp741,1 triliun, dan kredit yang diberikan meningkat 5,66 persen menjadi Rp558,3 triliun.
Khofifah menegaskan Bank Jatim sebagai BUMD tentu memainkan peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jatim.
Melalui pembiayaan dan dukungan finansial, Bank Jatim telah mendorong sektor-sektor utama dalam perekonomian termasuk di antaranya mendukung pengembangan UMKM di Jatim.
Khofifah juga menyebutkan seperti yang diketahui bersama, koperasi dan UMKM masih menjadi tulang punggung perekonomian Jatim. Kontribusi terhadap PDRB Jatim setiap tahun terus mengalami peningkatan. Terdapatpun target 2023-2024 adalah sebesar 58,5-58,9 persen.
“Beberapa waktu lalu kami hadir di Bojonegoro untuk meresmikan sebuah korporasi yang dibentuk dari koperasi. Biasanya korporasi membentuk koperasi, tapi ini koperasi membentuk korporasi. Ini tentu menjadi good news,” katanya lagi.
“Hal-hal seperti ini kami rasa bisa menjadi referensi bagi Bank Jatim untuk meluaskan bagaimana sebuah koperasi kemudian didorong untuk bisa membentuk korporasi. Dan sekali dibuka, itu sudah merekrut 3.090 tenaga kerja,” ujarnya selaku pemegang mayoritas saham Bank Jatim.
Biaya Bergulir 12.525 Debitur
Menurut Khofifah, satu bentuk dukungan lain Bank Jatim terhadap UMKM adalah melalui program percepatan dana bergulir atau dagulir. Yang mana sampai Desember 2023 jumlah dagulir yang telah disalurkan Bank Jatim mencapai Rp475,97 miliar untuk 12.525 debitur.
Selain UMKM, Bank Jatim diketahui juga turut berkontribusi terhadap para pelaku usaha ultra mikro.
“Sejak tiga tahun lalu BUMD yang ada di lingkungan Pemprov Jatim telah terlibat dalam proses penyaluran bantuan zakat produktif bagi para pelaku usaha ultra mikro. Jadi para pelaku usaha ultra mikro ini diberikan zakat produktif sebesar 500 ribu,” ujar Khofifah.
Pelaku usaha tersebut sangat rentan terhadap kemungkinan terjerat rentenir. Terdapatpun sejauh ini penyaluran zakat produktif sudah mencapai Rp929,71 juta dan telah diberikan kepada 1.859 orang.
Khofifah berpesan, tahun 2024 adalah tahun politik bagi banyak negara. Setidaknya ada 57 negara yang akan menggelar pemilu tahun ini.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ketidakpastian kebijakan ekonomi akan meningkat menjadi 13 persen lebih tinggi pada bulan sebelum dan sesudah pemilu. Ketidakpastian itu meningkat, karena ada polarisasi pandangan hingga sikap wait and see para investor.
Terlepas dari ketidakpastian tersebut, Khofifah menekankan, bagaimanapun juga para pelaku industri perbankan harus mampu melakukan assessment terhadap dinamika yang terjadi.
Termasuk di antaranya assessment ulang terhadap potensi risiko yang menyertai dinamika tersebut. Misalnya risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas.
“Bank Jatim sebagai bagian dari perbankan tersebut juga dituntut untuk merespons dan beradaptasi dengan cepat, tetap berperan aktif dalam mendukung ketahanan ekonomi daerah, serta menjalankan peran edukatif dengan memberikan informasi yang objektif terkait isu politik serta ekonomi kepada masyarakat,” kata Gubernur Khofifah. (HAP)