Dow Jones Cetak Rekor di Tengah Pelemahan Inflasi

Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock

New York: Indeks Dow Jones Industrial Average pada bursa saham Amerika Perkumpulan (AS) ditutup pada rekor tertinggi karena laporan inflasi yang lemah, kondisi ini memicu harapan penurunan suku bunga Federal Reserve.
 
Hal tersebut juga mendorong saham-saham berkapitalisasi kecil dan memungkinkan tiga indeks utama Wall Street membukukan keuntungan mingguan.
 
Tetapi secara harian, Nasdaq yang sarat teknologi tergelincir pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB). Sementara S&P 500 sedikit melemah, tetapi kedua indeks tersebut tetap mendekati rekor tertinggi baru-baru ini.


(Ilustrasi pergerakan harga saham. Foto: Medcom.id)
 
Mengutip Investing.com, Sabtu, 28 September 2024, Dow Jones Industrial Average naik 137,89 poin atau 0,33 persen menjadi 42.313,00, S&P 500 kehilangan 7,20 poin atau 0,13 persen menjadi 5.738,17, dan Nasdaq Composite kehilangan 70,70 poin atau 0,39 persen menjadi 18.119,59.
 
Departemen Perdagangan melaporkan kenaikan moderat dalam belanja konsumen sementara tekanan inflasi terus mereda. Secara terpisah, pembacaan terakhir September dari Universitas Michigan mengenai sentimen konsumen mencapai 70,1, melampaui ekspektasi ekonom sebesar 69,3.
 
Indeks Russell 2000, yang melacak saham-saham berkapitalisasi kecil yang berkinerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah, naik 0,67 persen ke level tertinggi satu minggu. Absaham Nvidia turun 2,17 persen, membebani Nasdaq yang sarat teknologi.
 

Cek Artikel:  Ini Perbedaan Bitcoin dengan Skema Piramida

 

Fed bakal pangkas suku bunga 50 bps lagi

 
Para investor kini sedikit mendukung penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya dengan peluang 52,1 persen, naik dari lemparan koin sebelum data, menurut Alat FedWatch milik CME Group.
 
Tekanan harga yang menurun mendorong The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps minggu lalu. Konsentrasi sekarang akan beralih ke serangkaian laporan pasar tenaga kerja yang akan dirilis minggu depan.
 
Terdapatpun jumlah saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 1,82 banding 1 di NYSE. Terdapat sebanyak 605 harga tertinggi baru dan 31 harga terendah baru di NYSE.
 
S&P 500 membukukan 42 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan tidak ada titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 74 titik tertinggi baru dan 65 titik terendah baru.
 
Volume di bursa AS tercatat sebanyak 11,50 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,87 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Artikel:  Indonesia Kehilangan Rp9,72 Triliun Modal Asing Minggu Ini

Mungkin Anda Menyukai