Antara Kiky Saputri, Ganjar, dan Anies Baswedan

Liputanindo.id OPINI – Bakal calon presiden Ganjar Pranowo tampil di program ‘Lapor Pak’ yang tayang di Trans7 pada Selasa malam (24/10/2023). Dalam program ini, komika Kiky Saputri beraksi untuk me-roasting mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Tetapi Kiky mengaku kecewa gara-gara roasting-annya ke Ganjar banyak yang dicut atau dipotong oleh protokoler capres dari PDI Perjuangan ini.

Baca Juga:
Debat Capres-Cawapres 2024, PA 98 Sebut Anies Baswedan Menang Mutlak

Apa pasal, Kiky Saputri sedemikian kesalnya?

Bagi seorang komika, roasting itu tidaklah sebatas humor yang asal. Seorang komika harus melakukan riset dan observasi dengan tujuan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya terhadap subjek yang akan di-roasting.

Cek Artikel:  Pencatatan Perkawinan dan Ide KUA Inklusi

Sehingga pada saat me-roasting, tidak bertendensi melecehkan tapi merupakan humor yang kritis. Jadi roasting itu basisnya ilmiah.

Sayangnya Ganjar Pranowo bukan tokoh yang update terhadap humor yang disajikan lewat stand up comedy.

Ganjar yang mengklaim dirinya sangat memahami milenial ternyata pemahamannya tentang humor masih sangat rendah.

Sehingga masih menjaga image dirinya dengan meng-cut punch line roasting-an yang dibawakan Kiky Saputri.

Sepanjang sejarah Kiky me-roasting tokoh, mungkin baru kali ini tokohnya baperan dan menganggap konten roastingan bisa menurunkan citra si tokoh.

Disini kita bisa melihat sosok Ganjar yang dianggap demokratis ternyata represif terhadap kebebasan berbicara.

Berbeda dengan Anies Baswedan yang pernah di-roasting Kiky Saputri di acara yang sama. Segala punch line yang dilepaskan Kiky ke Anies justru direspons oleh Anies dengan tawa lepas dan terbahak-bahak.

Cek Artikel:  Memberdayakan Pemimpin Muda, Membentuk Masa Depan Politik Indonesia

Anies begitu memahami bahwa salah satu skill yang harus dimiliki oleh komika adalah roasting. Tentu Anies sebelum tampil melakukan riset dan observasi juga untuk memahami apa itu roasting.

Sehingga pada saat tampil Anies bisa demikian menikmati roastingan Kiky Saputri.

Bahkan Kiky menceritakan ketika protokoler Anies meminta TV untuk memotong beberapa bagian roastingan, Anies justru melarang dan memperbolehkan semua konten roastingan terhadap dirinya tayang semuanya.

Buat Anies, sebuah kritik yang disampaikan dengan cara apapun adalah bagian dari demokrasi, dan demokrasi haruslah melindungi kebebasan berbicara dan berpendapat.

Dari kejadian ini kita bisa melihat siapa tokoh yang mempraktikkan demokrasi secara langsung dalam interaksi sosial. Ini bukan pencitraan, tapi ini watak seseorang yang demokratis.

Cek Artikel:  Dialektika Islam dan Pancasila

Bisa dibayangkan jika kelak Ganjar menjadi presiden dan sikapnya dalam menghadapi kritik seperti yang ditunjukan pada roastingan Kiky Saputri, akan banyak rakyat yang mengkritik dipotong (baca: represif) kebebasannya dalam berbicara dan berpendapat.

 Penulis: Mulia Nugroho (Aktivis 98, Penikmat Seni Komedi)

 Artikel penulis tidak mewakili pandangan dari Caritau.com.

 

Baca Juga:
Sebaran Titik Panas Kalimantan Barat

 

Mungkin Anda Menyukai