PT kereta api Indonesia (Persero) daerah operasi 2 Bandung menyediakan drinking water station di 2 stasiun yaitu stasiun Bandung dan stasiun Kiaracondong, sejak Juli 2023.
Upaya ini merupakan dukungan KAI untuk mengurangi penggunaan botol plastik. “Ini merupakan salah satu langkah untuk mencapai net zero emission (NZE),” ujar Manager Humas KAI Daop 2 Bandung Ayep Hanafi, Kamis (15/8).
Dia menambahkan, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Coway international Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk menghadirkan layanan drinking water station yang telah melalui beragam uji, termasuk kualitas air.
Baca juga : Minimalkan Penggunaan Botol Plastik, Komib Ciptakan Mesin Fill-It
“Air minum tentunya sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh. KAI berkomitmen tidak hanya sekadar menyediakan air minum, namun juga air minum yang berkualitas dan sehat dikonsumsi oleh pelanggan kereta api,” tambahnya.
Kualitas air minum pada fasilitas Drinking Water Station telah memenuhi 20 dari 20 parameter standar baku mutu Yang diuji berdasarkan pengujian oleh Coway Water Quality Laboratory. Selain itu fasilitas air minum tersebut juga telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ayep menjelaskan, parameter-parameter uji kualitas air pada drinking water station antara lain parameter mikrobiologi yang terdiri dari E.coli dan total bakteri coliform; parameter fisik berupa suhu, total disolved solid, kekeruhan warna dan bau; parameter kimia yakni Nitrat, Nitrit, Besi, Mangan, Arsen, Kadmium, Timbal, Fluorida dan Aluminium, serta parameter kimia tambahan terdiri dai total Kromium, Tembaga, Seng dan Nikel.
“KAI akan terus mendukung kampanye dan gerakan konservasi serta teknologi yang ramah lingkungan sebagai salah satu upaya peningkatan layanan terhadap pengguna jasa kereta api. Hal itu dilakukan sebagai salah satu langkah menghadirkan ekosistem transportasi kereta api terbaik bagi masyarakat Indonesia,” tandasnya.
.