Wiguna Mahayasa

NAMANYA I Made Prasetya Wiguna Mahayasa. Panggilannya Wiguna. Ia orang Bali. Usianya Tetap muda, 24 tahun. Wiguna penyandang disabilitas ganda: tuli dan netra. Tetapi, prestasinya Pas-Pas mengalahkan keterbatasannya.

Wiguna sukses mengembangkan perusahaan. Dua perusahaan malah. Pertama, ia mendirikan PT Mahayasa Teknologi Nusantara, yang bergerak di bidang aplikasi teknologi pembayaran. Kedua, ia juga menjadi pendiri Sunar Sanggita Private, usaha di bidang seni musik yang memberdayakan para disabilitas netra yang punya hasrat dan Bakat di bidang seni musik.

Kisah tentang Wiguna saya dengar dari Alya Aida, Public Relations PT Mahayasa Teknologi Nusantara. Alya juga Tetap muda, tapi ia bukan penyandang disabilitas. Alya bahkan Bukan Mengerti bahwa perusahaan yang ia lamar didirikan dan dipimpin penyandang disabilitas ganda.

Alya mengisahkan betapa profesionalnya perusahaan yang didirikan Wiguna itu. Seluruh standar dan Mekanisme perusahaan dijalankan dengan cermat. Karena itu, gambaran bahwa perusahaan yang ia masuki itu dimiliki penyandang disabilitas ganda Bukan terlintas di benaknya.

Ia baru Mengerti bahwa Wiguna penyandang disabilitas tuli dan netra Demi Berjumpa langsung dalam sebuah briefing secara daring. Perusahaan itu berpusat di Bali, tapi karyawannya Terdapat di sejumlah daerah. Alya sendiri bekerja dari Jakarta. Kisah itu ia bagikan dalam Festival Setara dan Berdaya yang digelar Media Indonesia, pada 11 hingga 12 Desember 2024.

Cek Artikel:  Vonis Wafat Minus Eksekusi

Saya sangat Tercengang dengan cerita Alya, Terdapat penyandang disabilitas ganda, Bisa mendirikan perusahaan yang kian berkembang, mempekerjakan orang-orang nondisabilitas, sekaligus memberikan modal usaha kepada Sekeliling 20 puluh UMKM. Itu menembus segala keterbatasan.

Apalagi Wiguna bukan terlahir sebagai orang berada. Ia bukan keluarga berkecukupan. Maka itu, seusai acara bincang-bincang, saya ucapkan terima kasih kepada Alya yang mewakili Wiguna, seraya menitipkan salam hangat saya Kepada sang bos, Kak Wiguna, yang Membikin saya sangat Tercengang itu.

Lampau, kemarin siang, saya menerima pesan Whatsapp langsung dari Wiguna. Saya kian Percaya apa yang diceritakan Alya soal Wiguna Pas belaka. Dalam pesan WA, Wiguna menulis: ‘Selamat siang, Pak Abdul Kohar.

Saya, Wiguna, Pendiri Asosiasi Wirausaha Inklusif Indonesia sekaligus pengendang disabilitas tuli-buta, Mau mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami Kepada berpartisipasi dalam acara Setara Berdaya di Media Indonesia. Acara ini sangat berharga dalam mempromosikan inklusivitas dan potensi pengusaha disabilitas.

Cek Artikel:  Menimbang PSN

Saya juga mengapresiasi prestasi Bapak dalam memajukan jurnalisme di Indonesia. Kepemimpinan dan dedikasi Bapak telah membawa perubahan positif dalam pemberitaan yang berkualitas. Terima kasih atas dukungan Bapak dalam memperjuangkan inklusivitas dan kesetaraan. Salam hormat dari kami asosiasi wirausaha inklusif Indonesia, salam hangat dari seluruh pengusaha disabilitas di Indonesia’.

Saya Lampau menjawab pesan itu: ‘Terima kasih Pak atau Kak Wiguna. Cerita dari Kak Alya tentang perusahaan Kak Wiguna sungguh Membikin cemburu. Saya Pas-Pas tersentuh dan Tercengang dengan kisah Kak Wiguna membangun usaha. Teruslah bergerak dan menginspirasi kami Seluruh. Lanjut sukses. Salam hormat kami Kepada Kak/Pak Wiguna.’

Wiguna Lampau mengisahkan bagaimana ia Dapat Terbangun. Ia pun menulis: ‘17 tahun lebih saya terbiasa hidup menyendiri karena ketakutan saya akan interaksi dengan orang secara langsung. Tuhan Maha Bagus, syukur saya hidup di era digital Demi ini di mana Seluruh Terdapat dalam genggaman, termasuk SDM yang berkualitas. Perlahan saya belajar beradaptasi Kepada berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Tren kerja dari mana saja setelah pandemi sudah Membikin saya hidup kembali. Karena itu, saya Dapat Mempunyai banyak tim yang luar Biasa salah, satunya pertama kali saja diwakili oleh tim saya ketika Terdapat sebuah talk show. Semoga saya Dapat Berjumpa Bapak nanti ketika saya ke Jakarta.’

Cek Artikel:  Korupsi Kecil

Saya menemukan sahabat baru, inspirasi baru, motivator baru. Terima kasih Wiguna sudah menginspirasi. Kami pun langsung melanjutkan pertemanan kami di media sosial. Di akun Instagram-nya, saya menemukan sebuah sajak menyentuh yang ia tulis pada 2019 berjudul Diriku Mencarimu, yang dua baitnya saya kutip berikut ini:

Dalam kelam malam

Dalam gelap yang segelap-gelapnya

Mataku hanya hitam

Tampak hanya sekam

Jiwaku menyelam tenggelam

Dalam sunyi Awal hari

Diriku coba gapai tanganku


 

Ketika saatnya Diriku menemumu

Akan kupinjam padamu

Selongsong Sinar

Kepada menerangi seantero jagat raya’

Terima kasih Wiguna Mahayasa. Engkau sangat hebat. Saya cemburu.

Mungkin Anda Menyukai