Usai Libur Lebaran Pemkot Bandung Temukan 12 Titik Kumpul Sampah Baru

Usai Libur Lebaran Pemkot Bandung Temukan 12 Titik Kumpul Sampah Baru
Petugas kebersihan memilah sampah yang belum diangkut di Pasar Ancol, Bandung.(Dok. Antara)

USAI libur Lebaran 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar) mencatat, setidaknya terdapat 12 titik kumpul sampah baru di Distrik Kota Bandung. Ini menandakan produksi sampah di momen libur Lebaran terbilang besar.

“Saya meminta camat dan lurah melakukan pembinaan pada RW-RW, Kepada Demi ini dari jatah pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti sebanyak 140 ritase per hari mulai 24 Maret – 6 April rata-rata mengalami kelebihan satu ritase,” terang Wali Kota Bandung Muhammad Farhan kemarin.

Menurut Farhan, Pengkajian menunjukkan penutupan PKL di malam takbiran pukul 22.00 WIB Rupanya efektif  kurangi penumpukan sampah. Strategi pengangkutan sampah yang sangat Bagus itu Membangun Kota Bandung terlihat Rapi, meski tingkat produksi sampah meningkat 11 persen dan pengangkutan sampahnya Enggak Mandek.

Cek Artikel:  Melly Goeslaw Gelar Silaturahmi dengan Penduduk di Dapil Bandung dan Cimahi

“Tetapi Demi ini timbul pekerjaan rumah di mana di tiap Distrik banyak muncul  titik kumpul baru di pinggir jalan. Buang sampah di pinggir jalan sekarang banyak di setiap Distrik, paling Enggak Terdapat Sekeliling 12 titik kumpul baru. Titiknya macem-macem, volumenya tinggi, misalnya daerah Cicadas yang biasanya 2 rit pinggir jalan, kemarin Tamat 3 rit. Ini  harus ditangani,” beber Farhan.

Menurut Farhan Kepada penanganannya, ia akan  bicara pada lurah dan camat agar melakukan pembinaan pada RW-RW. Pak Wakil Wali Kota, yang punya pengalaman di RW, harus memastikan Tengah jangan Tamat Terdapat Tengah sampah-sampah ilegal. Memang petugas pengangkut sampah libur selama dua hari pada 1 dan 2 Syawal. Tetapi hal itu bukan penyebab munculnya titik kumpul baru. Tumpukan sampah di pinggir halan jadi tinggi, itu problem yang sangat sistemik. Itu harus diselesaikan mulai dari hulu Tamat hilir. Farhan juga menyinggung soal jenis sampah sisa makanan dan pembungkus makanan berbahan daun pisang yang menjadi tantangan Istimewa.

Cek Artikel:  Kuningan Gelar GPM Perdana di Bulan Ramadan

“Kita belum menemukan teknologi Kepada menghancurkan daun pisang dengan Segera, banyak sekali makanan di Kota Bandung ini pembungkusnya daun pisang. Saya mengundang seluruh Ahli Kepada mencari teknologi  pengolahan kembali dengan Segera daun pisang,” papar Farhan.

Farhan menambahkan, bahwa sistem komposting cukup Lamban mengurai daun pisang, paling Segera tiga hari. Pemkot butuh teknologi kompos yang Segera, bukan tiga hari baru hancur. Kalau Bisa Segera, maka tumpukan sampah Bisa diatasi dari hulu ke hilir. Apalagi kini penanganan sampah adalah prioritas Istimewa Pemkot Bandung. “Nomor satu sampah, nomor dua sampah dan nomor tiga juga sampah. Kita Enggak Bisa menunda Tengah,” tegas Farhan. (H-3)

Cek Artikel:  Jumlah Kendaraan Listrik Meningkat, Transaksi SPKLU PLN Jabar Naik Empat Kali Lipat

 

Mungkin Anda Menyukai