Spirit Pengorbanan di Tahun Politik


KESEDIAAN atau kerelaan berkorban sejatinya menjadi intisari dari Hari Raya Idul Adha atau yang sering disebut Hari Raya Kurban. Kerelaan berkorban itu multidimensi, multikonteks. Dalam konteks apapun, kesediaan mengorbankan ego demi kepentingan yang lebih besar semestinya Bukan pernah absen dari kehidupan kita.

Dalam konteks sosial, sudah Jernih, kepedulian terhadap sesama, semangat Demi berbagi merupakan turunan langsung dari nilai-nilai pengorbanan yang terkandung dalam hakikat Idul Adha. Spirit berkurban kiranya menjadi embrio Demi melahirkan masyarakat yang Mempunyai level solidaritas dan kohesi sosial yang tinggi.

Begitu pun dalam konteks politik, sejatinya kerelaan berkorban merupakan keniscayaan Apabila kita menginginkan sebuah ekosistem politik kebangsaan yang santun dan bermartabat. Dalam berpolitik, hendaknya kita Seluruh menjunjung tinggi kepentingan rakyat sekaligus tak ragu Demi mengorbankan kepentingan individu.

Cek Artikel:  Sesat Pikir Bansos untuk Judi Online

Alangkah Bukan Layak Apabila kita Bahkan berperilaku sebaliknya. Alih-alih mengorbankan ego dan kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat, malah mengorbankan rakyat demi kepentingan diri sendiri. Yang akan muncul dari perilaku seperti itu ialah keserakahan. Lewat, ketika keserakahan itu Lalu berakumulasi, maka kian bobroklah Persona politik kita.

Terlebih Ketika ini di Ketika bangsa ini sedang berada dalam tahun-tahun politik mempersiapkan pesta politik pemilihan Biasa 2024. Tensi politik tentu saja semakin meninggi. Di Ketika itulah seringkali spirit pengorbanan terlupakan. Kepentingan rakyat dipinggirkan, keserakahan Bahkan diagungkan. Memenangkan cita-cita rakyat bukan menjadi prioritas, digantikan oleh nafsu Demi memenangkan kepentingan pribadi.

Lebih celaka Kembali, pudarnya nilai-nilai pengorbanan itu Bahkan kerap dipertontonkan oleh perilaku para elite negeri ini. Mereka tak segan menghalalkan segala Langkah demi memenangkan kepentingan mereka dan kelompoknya. Tak Acuh Jika demi tujuan itu mereka harus mengorbankan sekaligus membenamkan dalam-dalam kepentingan rakyat.

Cek Artikel:  Memastikan Transisi Kekuasaan Fasih

Persona politik seperti itu semestinya diakhiri. Jauhkan politik dari perilaku-perilaku menyimpang yang pada akhirnya akan menghancurkan politik itu sendiri dan semangat demokratisasi yang sudah dengan susah payah kita bangun Serempak. Para elite Sebaiknya sadar bahwa memelihara sikap menghalalkan segala Langkah demi menggapai kemenangan, Bukan hanya akan gagal menghasilkan pemimpin yang berintegritas, tapi juga menuntun bangsa ini menuju kemunduran.

Karena itu, kita berharap, sangat berharap, perayaan Idul Adha Bukan sekadar dimaknai sekadar sebagai Upacara pemberian daging hewan kurban kepada kaum yang membutuhkan. Spirit pengorbanan dalam Idul Adha semestinya juga diaktualisasikan dalam perilaku kita, Bagus dalam  beragama, bersosial, berekonomi, maupun berpolitik.

Elite bangsa ini kiranya dapat menjadikan Hari Raya Idul Adha sebagai momentum Demi mentransformasikan diri dari pemimpin yang serakah, yang tak ragu menggunakan Langkah culas Demi menang, menjadi pemimpin yang bersedia berkorban demi kepentingan rakyat banyak.

Cek Artikel:  Momentum Perkuat Toleransi

Mungkin Anda Menyukai