Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Berjumpa PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim. Foto: Dok istimewa
Jakarta: Pemerintah Indonesia berkomunikasi dengan Malaysia guna menindaklanjuti kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bergerak Segera membangun komunikasi dengan negara-negara ASEAN.
Airlangga memilih Buat segera berkomunikasi dan mendatangi Malaysia yang Demi ini bertindak selaku Keketuaan ASEAN tahun 2025. Airlangga diterima langsung oleh PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim Buat mendiskusikan perkembangan dari berbagai kerjasama ekonomi Malaysia dengan Indonesia.
“Prioritas juga diberikan Buat memperkuat dan memperbarui sinergi ekonomi, yang mencerminkan komitmen kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Malaysia ke tingkat yang lebih Bagus di masa mendatang,” kata Anwar dilansir Minggu, 6 April 2025.
Airlangga menyampaikan, Malaysia selaku Keketuaan ASEAN 2025, menjadi sangat Krusial Buat mendorong penguatan kerjasama seluruh Negara ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan Mendunia, termasuk respons atas kebijakan tarif resiprokal AS.
“Posisi ASEAN di Indo Pasifik sangat Krusial, Dapat menjadi satu kekuatan yang sangat besar, Buat mendorong penguatan ekonomi regional di Kawasan ASEAN dan di tingkat Mendunia,” ujar dia.
(Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Berjumpa PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim. Foto: Dok istimewa?)
Intip Kesempatan dari perang dagang
Seperti diketahui, Indonesia dan Malaysia akan memanfaatkan Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA) Buat mencari keuntungan dari perdagangan timbal balik dan mengupayakan berbagai perjanjian kerjasama dengan AS.
“Perlu dilakukan sinkronisasi antar negara-negara ASEAN, karena dari 10 negara ASEAN, Sekalian terkena Dampak kebijakan tarif resiprokal AS, sehingga perlu secara kolektif membangun komunikasi dan engagement dengan Pemerintah AS,” lanjut Airlangga.
Dengan tetap menghormati kebijakan tersebut, Indonesia dan Malaysia percaya pada Rekanan yang konstruktif dan saling menguntungkan. Keduanya berkomitmen Buat menjaga kepentingan ekonomi dengan tetap menjaga Rekanan perdagangan yang kuat dengan AS.