Revitalisasi Industri Mutlak Dilakukan

Revitalisasi Industri Mutlak Dilakukan
Foto udara lahan kawasan industri Proyek Strategis Nasional Rempang Eco City Pasir Panjang, Pulau Rempang, Batam(ANTARA FOTO/Tegar Prihatna)

REVITALISASI industri dinilai mutlak dilakukan Indonesia Kalau ambisi menjadi negara maju di 2045 Mau tercapai. Itu perlu dilakukan segera dengan Segera agar tak kehilangan momentum. 

“Revitalisasi industri itu menjadi kunci awal kita Buat Pandai tumbuh Loncat lebih tinggi,” kata ekonom senior sekaligus pendiri Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Hendri Saparini dalam Obrolan bertajuk Urgensi Industrialisasi Buat Mencapai Pertumbuhan 8%, Jakarta, Rabu (16/10).

Implementasi menjadi Krusial. Dalam dua Sepuluh tahun terakhir kontribusi industri terhadap perekomian dalam negeri Lalu menyusut. Itu karena adanya peralihan struktur ekonomi dari berbasis industri ke sektor jasa. Sayangnya, mayoritas sektor jasa di Indonesia belum Mempunyai daya tambah tinggi. 

Karenanya, menurut Hendri mendorong geliat industri merupakan keniscayaan yang tak boleh diabaikan. Pasalnya, sektor itu Pandai memberikan nilai tambah dan memberi Pengaruh terusan yang besar pada sektor lainnya. 

“Ini menjadi masalah besar. (Industri) kita menurun share-nya, kita memang Tak Pandai membiarkan ini. Sekalian negara menuju negara maju, maka share manufaktur terhadap PDB itu di atas 30%,” tuturnya. 

Cek Artikel:  Potensi Transaksi Furnitur Indonesia di Korsel Letih Rp35 miliar

“Kita 18%, dan dominasinya hanya Eksis di sektor makanan dan minuman, artinya Tak Eksis perubahan, perkembangan sektor lain, semestinya Eksis perkembangan, di mana sektor karet, kayu, hortikultura, itu mestinya berkembang, Rupanya Tak. Jadi sebenarnya kita punya potensi besar, dan perlu strategi lain,” lanjut Hendri.

Industrialisasi perlu segera dilakukan mengingat Indonesia Lalu mendekati puncak bonus demografi. Itu merupakan momentum yang dianggap pas Buat meningkatkan produktivitas dan peningkatan kualitas ekonomi nasional. 

Jangan Tamat, industrialisasi terlambat dan baru dikerjakan ketika momen bonus demografi telah berlalu. Alih-alih mencapai peningkatan produktivitas, Malah beban perekonomian baru akan muncul lantaran banyaknya jumlah penduduk Sepuh yang tak Kembali produktif. 

Karenanya, kata Hendri, lompatan dalam ekonomi melalui industrialisasi diperlukan. “Kalau kita Tak Pandai melakukan lompatan, Tak Pandai memanfaatkan era emas kita, pada Begitu bonus demografi ini, maka hilang kesempatan itu, karena kita akan masuk aging population, jumlah orang Sepuh lebih banyak,” terang dia.

Cek Artikel:  Ini Pengaruh Deflasi 5 Bulan yang Menghantam Indonesia, Cekidot!

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, ke depan, kebijakan terkait industri tak Kembali berdasarkan pada penyeragaman.

“Perlu industrialisasi yang kuat dan terfokus. Kita Tak Kembali Pandai main dengan broad based policy. Kita harus mencontoh negara lain yang berhasil melakukan industrialisasi, selective priority Buat industri,” jelasnya.

Konsentrasi industrialisasi dalam jangka menengah bakal ditempuh dengan penghiliran di industri agro, industri pertambangan, dan industri maritim. Pada industri agro, misalnya, penghiliran minyak kelapa sawit, kelapa, cukup potensial memberikan nilai tambah lebih dalam perekonomian. 

Di sektor pertambangan, Amalia mengatakan telah Eksis Teladan sukses dari penghiliran pada komoditas nikel. Sementara di sektor maritim, komoditas rumput laut disebut cukup menjanjikan memberi nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja. 

“Rumput laut kalau kita lihat dari industrinya, kita Pandai jadikan lapisan kemasan, kita Pandai jual rumput laut jadi snack, bahan baku farmasi, nutritional food dan lainnya. Artinya rumput laut Pandai menghasilkan nilai tambah tinggi. Jadi 5 tahun ke depan, kita akan dorong hilirisasi tambang, agro, laut,” tutur Amalia. 

Cek Artikel:  Rois Aam PBNU Dorong Ekosistem Digital Syariah Melalui NUNOMICS

Sementara itu, pelaku usaha menyatakan sepakat bahwa industrialisasi harus digalakkan Buat mendorong perekonomian. Pebisnis juga Memperhatikan industrialisasi itu mesti menjadi sebuah satu kesatuan dalam kegiatan ekonomi, alias terintegrasi. 

“Kita berikan nilai tambahnya, Tak kalah Krusial juga Eksis daya saing, Tak semata pada resources itu sendiri, dengan dukungan infrastruktur, SDM kompeten, profesional dan juga termasuk penguasaan teknologi juga termasuk bagaimana menggunakan IT yang berkembang sekarang ini,” ujar Ketua Pengembangan Industri Logam dan Alat Transportasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) I Made Biaya Tangkas.

“Produk yang kita buat itu harus berkualitas tinggi, dan juga kecepatannya juga harus lebih Segera. Karena kalau kita ikut demand yang meningkat, Buat menggerakkan pertumbuhan ekonomi 8% itu, demand naik, industri naik, produsen naik, manufaktur naik, dan prosesnya juga harus tetap berkualitas, dia juga harus punya produk customize sesuai kebutuhan customer,” tambahnya. (Mir/M-4)

Mungkin Anda Menyukai