Program Nusatani Bantu Petani Sumba Barat Wujudkan Ketahanan Pangan

Program Nusatani Bantu Petani Sumba Barat Wujudkan Ketahanan Pangan
Herman Horonyanye, petani unggulan Desa Gaura, Laboya Barat, yang pernah mengikuti program Nusatani SurfAid sedang berada di lahan miliknya.(Dok.Istimewa)

PROGRAM Nusatani yang digagas organisasi nirlaba SurfAid berhasil meningkatkan hasil pertanian di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya melalui pelatihan dan pendampingan bagi para petani. Program ini juga mendukung pemerintah mewujudkan ketahanan pangan dan ekonomi berkelanjutan.

Herman Horonyanyi, petani tomat asal Desa Gaura, Kecamatan Laboya Barat, Sumba Barat, menjadi salah satu penerima manfaat program ini. Sejak bergabung pada 2022, Herman kini menikmati hasil panen yang melimpah sekaligus keuntungan besar. “Kalau hasil panen tomat mencapai 6 ton, maka pendapatan Segala Rp120 juta,” ujar Herman, di Sumba Barat, NTT, Kamis (12/12).

Menurut dia, menanam tomat di musim hujan Mempunyai risiko tinggi, seperti serangan hama dan penyakit. Tetapi, berkat pendampingan dari Agriculture Officer SurfAid, ia Pandai mengatasi tantangan tersebut dengan teknik pengelolaan drainase yang Bagus. “Permintaan banyak, tetapi tomat sangat langka Demi musim hujan. Makanya, saya Dapat untung besar kalau panen tomat di musim hujan,” tambahnya.

Cek Artikel:  IDI Jawa Barat Tegaskan Perundungan PPDS Bertentangan dengan Kode Etik Penyamaranteran

Selain tomat, Herman menanam cabai, buncis, kacang panjang, dan pakcoy, serta buah-buahan seperti melon dan semangka. Kini, Herman Pandai membiayai kebutuhan keluarganya, termasuk pendidikan anak-anaknya di Kupang dan Yogyakarta. “Saya Kagak kikir ilmu, saya harus membagi ilmu ini secara gratis, karena SurfAid juga membagikan kepada saya dengan gratis,” katanya.

Senada, Hassan Halungrina, petani unggulan lain dari Desa Weetana, Kecamatan Laboya Barat, NTT, juga mengalami perubahan besar berkat Nusatani. Sebelum bergabung, Hassan bekerja serabutan dan sering merantau tanpa hasil yang Terang.

Pada 2023, Hassan Berjumpa pendamping SurfAid dan mulai menerapkan teknik pertanian bercocok tanam yang diajarkan dan memanfaatkan lahan transmigrasinya. Ia juga menerima peralatan, bibit, dan benih dari SurfAid.

Cek Artikel:  Pria di Taput Sumut Dibunuh Kekasih Sejenisnya Usai Berhubungan, Kesal Ditagih Utang

Panen perdananya menghasilkan omzet lebih dari Rp30 juta. Tetapi, Hassan memilih membagikan seluruh Fulus tersebut kepada 22 petani miskin di desanya Demi membantu mereka memulai bertani. “Saya kasih begitu saja, Kagak saya utangkan, niatnya murni membantu mereka bertani juga dan mempunyai kehidupan yang lebih Bagus,” ujarnya penuh haru.

Terkini, banyak petani yang dibimbing Hassan sudah Eksis yang Pandai meraup keuntungan hingga Rp55 juta.  “Saya Kagak berharap bayaran apapun dari mereka. Hanya berharap dari Tuhan semata dan semoga menjadi berkah,” ucap dia. (Ant/N-2)

 

Mungkin Anda Menyukai