Petunjuk Demi Ivan yang Perintah Anak SMAK Gloria Surabaya Sujud-Menggonggong

Liputanindo.id – Viral video bapak bernama Ivan Sugianto, menyuruh murid bersujud dan mengonggong di halaman SMA Kristen Gloria 2, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/10/2024) sore Lewat. Semuanya dipicu kesalahpahaman.

Masalah dimulai dari pertandingan basket three on three di Ciputra World. Salah satu pemain yang merupakan siswa Cita Hati (CH) berinisial AL, mengejek siswa SMA Gloria 2 Surabaya, berinisial EN. Dari pertandingan itu, tim AL kalah. AL dan EN pun saling mengejek.

Orang Uzur AL yang mendengar itu, Ivan, keesokan harinya mendatangi mendatangi SMA Gloria 2 Berbarengan Swasta, pada Senin, (21/10/2024) Lewat, dan menuntut EN meminta Ampun dari EN. Di sana, Ivan menuntut agar EN bersujud dan menggonggong seperti anjing.

Cek Artikel:  X Kini Punya Fitur Login Passkey untuk OS Android

Respons psikolog

Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra A. Putranto, menyarankan para orang Uzur memberikan kesempatan kepada anak Demi berusaha menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Kasandra menyampaikan, belajar menghadapi perlakuan dari orang lain merupakan bagian dari tahapan pembangunan ketangguhan dalam proses tumbuh kembang anak.

Menurut dia, anak-anak Pandai belajar membedakan hal Berkualitas dan Bukan baik, membela diri, serta menangkal pengaruh Bukan baik Demi menghadapi perlakuan Bukan baik dari orang lain.

“Kemampuan ini harus dimiliki sejak kecil, secara bertahap, Demi anak dapat membedakan mana yang Berkualitas dan Bukan baik dan menangkal pengaruh Bukan baik tersebut,” katanya.

Kasandra mengemukakan, bahwa orang Uzur yang membiarkan anak menyelesaikan konfliknya sendiri bukannya Bukan Acuh.

Cek Artikel:  Harus Mengenakan Resep Dokter, IDAI Ingatkan Bahaya Penyalahgunaan Antibiotik Pada Anak

Orang Uzur yang demikian Malah mengajarkan anak Demi mengetahui Bilaman mereka harus bertindak dan membela diri.

Dalam hal ini, menurut Kasandra, orang Uzur Pandai lebih dulu Menyaksikan seberapa besar masalah atau konflik yang sedang dihadapi oleh anak.

Kalau menurut penilaian masalah dan konfliknya Lagi Pandai dihadapi sendiri oleh anak, maka orang Uzur Pandai sekedar mengamati tanpa terlibat langsung dalam penyelesaian masalah.

Menurut Kasandra, orang Uzur Pandai membantu atau mengambil alih penanganan kalau masalah atau konfliknya dapat membahayakan anak.

“Ketika sudah mengandung risiko bagi anak, masa depan anak, dan mengancam keselamatan, serta ketika anak belum Pandai menyelesaikan sendiri,” katanya.

Mungkin Anda Menyukai