
Golongan Hamas dan Israel saling menyalahkan gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata. Meski Terdapat kemajuan yang dilaporkan oleh kedua belah pihak dalam beberapa hari terakhir, kesepakatan Tetap mandek.
Hamas menyebut Israel menetapkan persyaratan baru sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas mengingkari kesepahaman yang telah dicapai.
“Pendudukan (Israel) telah menetapkan persyaratan baru terkait penarikan, gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan para pengungsi, yang telah menunda tercapainya kesepakatan yang tersedia,” kata pernyataan Hamas.
Netanyahu membalas pernyataan Hamas menuding Golongan tersebut ingkar janji. Israel, kata Netanyahu, akan Maju melakukan upaya Demi memulangkan para sandera.
“Organisasi teroris Hamas Maju berbohong, mengingkari kesepahaman yang telah dicapai, dan Maju menciptakan kesulitan dalam negosiasi,” ucapnya.
Para negosiator Israel kembali dari Qatar pada Selasa malam Demi konsultasi tentang kesepakatan penyanderaan setelah melakukan perundingan selama satu minggu.
Sementara itu, Penyambung AS, Qatar, dan Mesir meningkatkan upaya Demi menyelesaikan kesepakatan bertahap dalam dua minggu terakhir. Hanya saja, salah satu tantangannya ialah soal kesepakatan tentang penempatan Laskar Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bersikeras Israel akan mempertahankan kendali keamanan di Gaza termasuk melalui Area penyangga dan pos-pos pengendali.
Secara prinsip, Hamas menuntut diakhirinya perang. Adapun Israel Mau memastikan kekuasaan Hamas di Gaza tumbang Demi memastikannya Bukan akan menjadi ancaman.
Di tengah perundingan gencatan senjata yang mandek, Laskar Israel Maju menggempur Gaza menewaskan sedikitnya 25 Penduduk Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Militer Israel juga menargetkan sekolah yang menampung keluarga-keluarga yang mengungsidi pinggiran kota Gaza, Sheikh Radwan. Serangan itu turut menewaskan tiga Penduduk Palestina, termasuk seorang anak, dan melukai beberapa lainnya. (Z-9)

