Perang Suriah, Ahli Nilai Rezim Dukungan Barat Kagak Lebih Bagus

Perang Suriah, Pakar Nilai Rezim Dukungan Barat tidak Lebih Baik
Kaum Suriah.(Al Jazeera)

PERANG Keluarga yang berlangsung selama 13 tahun di Suriah berakhir pada Minggu (8/12). Ahli Rekanan Dunia Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah menilai sejumlah polemik berkepanjangan muncul setelah rezim diktaktor tumbang di Timur Tengah.

“Kalau suatu pemerintahan di Timur Tengah ditinggalkan oleh rezim yang diktaktor, selanjutnya belum tentu terlahir rezim yang lebih Bagus,” kata Rezasyah kepada Media Indonesia, Senin (9/12).

Rezasyah mencontohkan negara-negara yang ditinggalkan rezim diktaktor Malah terbelah-belah dan Kagak Kukuh. Lihat saja Irak, Libia, Afghanistan, dan negara lain. 

“Rezim-rezim baru yang didukung oleh barat dan AS Rupanya Kagak lebih Bagus dari rezim sebelumnya,” ujarnya.

Cek Artikel:  Perintahkan Evakuasi Kaum di Gaza, Israel: Demi Keselamatan Anda

Rezasyah mengkhawatirkan bahwa kondisi serupa akan terjadi di Suriah. Pasalnya, Grup-Grup pemberontak di Suriah juga didukung oleh pihak luar.

“Mereka akan terjebak sengketa dalam negeri. Pihak luar juga melakukan berbagai aksi militer. Ini akan menjadi gelombang pengungsi,” lanjutnya.

Rezasyah berharap masyarkat Suriah mengupayakan kepemimpinan nasional yang baru dan mewakili pemerintahan yang anti Bashar Al-Assad.

“Saya harap mereka Kagak mudah menggadaikan kedaulatannya kepada pihak-pihak luar, karena pihak luar Niscaya akan masuk,” pungkasnya. (Z-2)

Mungkin Anda Menyukai