Liputanindo.id – Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah kematian ibu saat proses persalinan. Penyebab kematian ibu saat persalinan salah satunya adalah pendarahan, yang seringkali dipicu oleh anemia atau kekurangan darah.
Kepada mencegah hal tersebut terjadi, bidan merupakan garda terdepan karena sering menjadi satu-satunya tenaga kesehatan yang dapat diakses oleh banyak perempuan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Dengan demikian, pelatihan yang tepat dan dukungan yang memadai untuk bidan sangat dibutuhkan demi membantu mencegah komplikasi kehamilan para ibu.
Dengan latar berlakang tersebut, United Nations Population Fund (UNFPA) menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) serta didukung oleh Danone Indonesia memginisiasi kegiatan “Bidan Sebagai Aktor Primer Pencegahan dan Tatalaksana Pendarahan Pascapersalinan”.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung dan memperkuat kapasitas para Bidan di Indonesia tentang pentingnya penanganan permasalahan kurangnya zat besi bagi perempuan dan anak.
Ini diperlukan untuk mencegah Anemia Defisiensi Besi (ADB) yang masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami remaja perempuan dan ibu hamil, agar tercipta Generasi Emas Indonesia 2045.
“Indonesia harus bisa lebih baik, menihilkan kematian ibu. Siapa yang bisa berperan? Kita tahu bahwa 50 persen persalinan di Indonesia ditangani oleh bidan,” kata Assistant Representative UNFPA Indonesia, Verania Andria saat konferensi pers di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Pendarahan obsetrik pascapersalinan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada ibu pascapersalinan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu bidan lebih mahir menghadapi pendarahan setelah persalinan untuk mencegah kematian sang ibu.
“Loyalp persalinan dapat menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, setiap bidan yang siap menangani persalinan, harus siap juga menangani pendarahan pascapersalinan,” kata dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, MPH., Ph.D., Sp.OG (K), Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan.
Investasi pada bidan adalah kunci transformasi sistem kesehatan menuju ketahanan dan inklusivitas. Dengan memperkuat peran bidan, maka dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.