Liputanindo.id – Penjual mobil seken Tetap was-was menjual mobil listrik bekas karena nilai jualnya Segera anjlok. Menurut petinggi Focus Motor Group, perusahaan yang sudah 25 tahun menggeluti bisnis mobil seken, penurunan nilai kebanyakan model mobil listrik Demi ini Dapat mencapai belasan juta per bulan.
“Misalnya Wuling Airev, itu Dapat setiap bulan turun harganya Rp10 juta Tamat Rp15 juta,” kata Chief Operating Officer Focus Motor Group Azka Maulana kepada Antara di kantor Focus Motor di daerah Mangga Dua, Jakarta Utara, Kamis (12/12/2024).
“Karena Nyaris setiap bulan juga mobil listrik China mengeluarkan model baru, jadi konsumen ini banyak sekali pilihan dan harganya murah-murah,” kata dia.
Selain itu, Azka mengungkapkan, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil listrik sering kali menurunkan harga dalam rentang waktu pendek.
Hal itu dilakukan oleh pemegang merek antara lain agar Dapat Bertanding di tengah maraknya jenama mobil listrik yang berdagang di pasar Indonesia.
Penurunan harga mobil listrik yang dilakukan secara tiba-tiba Dapat meningkatkan risiko penjual mobil bekas merugi.
Pemilik Bursa Otomotif Mangga Dua Square sekaligus CEO Focus Motor Group Agustinus memberikan gambaran, perusahaannya pernah membeli mobil listrik bekas dari seorang konsumen seharga Rp300 juta Kagak Pelan setelah peluncuran.
Beberapa bulan kemudian, menurut dia, harga mobil tersebut anjlok menjadi Sekeliling Rp169 juta karena varian baru yang lebih murah diluncurkan.
Agustinus berharap pemerintah memikirkan regulasi mengenai batasan penurunan harga mobil listrik agar usaha penjualan mobil, termasuk mobil listrik bekas, Dapat Konsisten.
“Karena kebijakannya juga Tetap belum Jernih. Harusnya pemerintah Dapat memberikan batasan sehingga harga jangan Tamat turun Lanjut, dari sisi financing juga jadinya Kagak mau membiayai mobil listrik ya,” katanya.
“Jadi, finance-finance besar itu mereka Tetap berfikir juga, nanti saya udah beli mobilnya Rp400 juta, besok harga Rp200 juta, konsumen Kagak mau bayar,” ia menambahkan.