Pengamat Sebut Pesawat Jet yang Ditumpangi Kaesang Punya Perusahaan

Liputanindo.id – Pengamat penerbangan, Alvin Lie menyebut, jet pribadi yang ditumpangi Ketua Lumrah PSI, Kaesang Pangarep untuk perjalanan ke Amerika Perkumpulan bersama istrinya, Erina Gudono merupakan pesawat bukan niaga. Ia mengatakan, pesawat Gulfstream G650ER ini adalah milik perusahaan yang tidak menjual tiket penumpang.

“Sejauh pengetahuan saya, pesawat tersebut adalah pesawat bukan niaga milik perusahaan yang digunakan untuk kepentingan internal perusahaannya dan relasi-relasinya, tidak untuk disewakan ataupun jual tiket,” kata Alvin saat dikonfirmasi ERA, Rabu (18/9/2024).

Alvin menjelaskan, ada tiga jenis registrasi pesawat. Pertamax pesawat niaga terjadwal, layaknya maskapai komersial yang penerbangannya terjadwal dan boleh menjual tiket.

Kedua, pesawat niaga tidak terjadwal. Pesawat ini dapat disewakan yang biayanya dihitung per jam.

Cek Artikel:  Harga Gabah Anjlok, Petani Aceh Resah

Ketiga, pesawat bukan niaga. Pesawat ini hanya digunakan untuk kepentingan pemiliknya saja. “Dimana pesawat tersebut tidak boleh mengangkut penumpang maupun kargo berbayar. Jadi tidak boleh jual tiket, tidak boleh ngangkut kargo berbayar,” ujar Alvin.

Menurut Alvin, jika pesawat tersebut disewa, maka biayanya sekitar 12.000-13.000 dolar per jam. Sementara itu, konsumsi avtur pesawat Gulfstream G650ER sekitar 1.900-2.000 liter per jam.

“Bayangkan saja untuk penerbangan dari Halim (Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta) ke Nagoya itu sudah 7 jam, Nagoya ke Los Angeles, Amerika Perkumpulan itu sekitar 7 jam, total sudah 14 jam. Dikali saja itu avturnya saja berapa. Itu diluar biaya pilot, awak pesawat lainnya, kemudian juga diluar biaya perizinan, biaya pendaratan dan lain-lain,” jelas dia. 

Cek Artikel:  Pantai Lumban Manik, Objek Wisata Baru Andalan Kabupaten Samosir

Selain itu, Alvin menjelaskan, jika menyewa pesawat, sistemnya tidak bisa hanya untuk satu arah. Artinya, pesawat disewa untuk pergi dan pulang (PP). 

“Misalnya dari Halim ke Los Angeles bayarnya hanya satu arah, enggak bisa begitu. Karena pesawat tersebut pulangnya juga harus ditanggung oleh penyewa. Jadi bayarnya dua kali,” ungkap Alvin.

Lebih lanjut Alvin menyampaikan, pesawat Gulfstream G650ER memiliki kapasitas maksimum 16 orang jika seluruhnya diisi oleh kursi, seperti pesawat komersial biasa. Tetapi, ia menyebut, biasanya konfigurasi interior pesawat pribadi hanya separuh pesawat komersial.

“Mungkin maksimal hanya delapan penumpang. Lainnya adalah untuk meja makan, meja meeting dan sebagainya,” kata Alvin.

“Pesawat tersebut ketika meninggalkan Halim, berangkat ke Nagoya itu penumpangnya hanya empat orang. Silakan dihitung saja, jatuhnya (biaya) per orang berapa,” sambungnya.

Cek Artikel:  Pemprov Sulsel Dapat Penghargaan Paritrana, Pj Gubernur Zudan: Berkat Pak Andi Sudirman

Mungkin Anda Menyukai