Peneliti: Bulog Punyai Stok 1,4 Juta Ton Beras yang Dapat Kukuhkan Harga di Pasar

Liputanindo.id MALANG – Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya menyatakan pemerintah melalui Perum Bulog harus meningkatkan pasokan komoditas beras melalui operasi pasar terbuka guna menstabilkan harga beras yang masih tinggi di pasar.

“Karena cadangan Bulog sekitar 1,4 juga ton beras dan cukup untuk program stabilisasi harga beras dalam jangka pendek,” kata. Peneliti senior PPKE FEB Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (19/2/2024).

Joko Budi menjelaskan, setelah melakukan operasi pasar terbuka yang diharapkan mampu menekan harga komoditas penting tersebut, Perum Bulog juga harus mampu memperkuat stok beras dengan melakukan penyerapan saat musim panen raya pada Maret 2024.

Cek Artikel:  Badan Bank Tanah dan SMF Berkolaborasi Sediakan Rumah untuk MBR

Menurutnya, penguatan serapan beras dari tingkat petani oleh Perum Bulog tersebut, perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga khususnya pada saat memasuki bulan Ramadhan dan menjelang perayaan Idul Fitri 1445 Hijriyah.

“Bulog dapat kembali memperkuat stok beras dengan menyerap lebih banyak saat musim panen. Hal ini perlu dilakukan untuk stabilisasi harga pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” katanya.

Ia menambahkan, program yang bisa diperkuat adalah dengan melanjutkan modernisasi pertanian untuk meningkatkan produktifitas, meningkatkan realisasi food estate, diversifikasi pangan, dan penguatan ketahanan pangan keluarga melalui urban farming.

“Selain itu juga pemanfaatan lahan pekarangan untuk pangan lestari,” tuturnya.

Kenaikan harga beras yang terjadi selama beberapa waktu tersebut, lanjutnya, diperkirakan terjadi akibat cuaca ekstrem pada 2023 yang memberikan dampak terhadap produksi. Selain itu, sejumlah negara juga membatasi ekspor komoditas tersebut.

Cek Artikel:  ITL Trisakti Dorong Penguatan Program NLE Buat Kelancaran Logistik

“Situasi ini ditambah dengan peningkatan daya beli masyarakat karena gelontoran bansos dan dana kampanye pileg maupun pilpres. Fluktuasi harga beras dan sejumlah komoditas pangan ini diperkirakan akan normal kembali pada Maret seiring dengan musim panen padi,” tambahnya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata beras kualitas premium di Jawa Timur pada awal Januari tercatat sebesar Rp13.884 per kilogram, dan kemudian naik menjadi Rp15.055 per kilogram pada pertengahan Februari 2024. (HAP)

Mungkin Anda Menyukai