Liputanindo.id SURABAYA – Ombudsman RI menyoroti buruknya tata kelola pupuk bersubsidi turut memicu penurunan produksi tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Personil Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menjelaskan Ombudsman selama tiga tahun ini melakukan monitoring pelayanan publik, salah satu hal yang perlu digenjot adalah terkait transformasi kebijakan pupuk bersubsidi.
Baca Juga:
Kementan Minta Bulog Konsentrasi Serap Gabah dan Jagung Petani
“Kami Mempunyai data-data yang sangat Presisi bahwa salah satu kontribusi penurunan produksi ini karena kebijakan pupuk bersubsidi yang tata kelolanya perlu pembenahan,” katanya usai Rakor Upsus Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Tahun 2023-2024 di Surabaya, Rabu (22/11) malam.
Ombudsman telah menyampaikan bahwa Apabila Ingin menggenjot produksi Tengah maka pelayanan pupuk bersubsidi harus dipermudah dan jangan dibikin ribet.
“Kita mau melayani petani, mereka Mempunyai keterbatasan. BBM saja mudah, tapi kenapa melayani petani dipersulit,” ujarnya.
Oleh karena itu Ombudsman akan menyarankan sejumlah hal, Pertama penebusan pupuk bersubsidi kembali Tengah ke Grup jangan Tengah ke individu. Kedua komoditasnya harus ditambah, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Kawasan.
“Ketiga komposisinya harus diubah Tengah jangan 15, 10, 12 tapi kembali Tengah kepada 15, 15, 15. Enggak perlu Tengah gunakan kartu tani ataupun teknologi yang sebetulnya Enggak Dapat diaplikasikan di lapangan yang Membangun petani ribet,” katanya.
Yeka mencontohkan di Bali itu Tamat sekarang penebusan pupuk bersubsidi itu Guna Grup.
“Kalau penataan itu diubah ditambah Tengah dengan dukungan anggaran yang lebih memadai, saya Pasti produksi pertanian kita akan lebih mudah Buat ditingkatkan Tengah,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan percepatan tanam guna meningkatkan produksi padi dan jagung serta menghindari terjadinya kekurangan pangan di tahun depan.
“Kami melakukan percepatan tanam, harapannya adalah Buat meningkatkan produksi, menekan impor tahun berikutnya,” kata Andi Amran.
Buat itu, Kementan turun ke lapangan guna memastikan petani yang Dapat melakukan tanam sekarang segera melakukan tanam Buat menghindari terjadinya kekurangan pangan tahun depan.
“Tahun depan insya Allah kita tingkatkan produksi, kalau produksi meningkat impor akan turun. Dua tahun kemudian semoga Dapat impornya kecil dan tahun ketiga kita sudah swasembada kembali seperti 2017, 2019, dan 2020,” ujar Mentan. (HAP)
Baca Juga:
Siap Produksi Beras 2024 hingga 32 Juta Ton, Kementan Lakukan Ini