
PERAYAAN Natal di Betlehem tahun ini tampak muram. Di tempat Kelahiran Yesus itu Natal tak meriah seperti biasanya, suasana muram hadir di Rendah bayang-bayang serangan Israel di Gaza.
Di tengah ketegangan akibat perang yang Lagi berkecamuk di Gaza, kota yang menjadi simbol perdamaian ini akan melewati Natal Demi kedua kalinya dalam kondisi yang jauh dari meriah.
Kagak seperti tahun-tahun sebelumnya, Alun-Alun Manger yang biasanya dipenuhi lampu hias dan pohon raksasa sebagai Tanda khas Natal di Betlehem kini tampak Hampa.
Kagak Terdapat kerumunan wisatawan dan Pawai marching band pemuda yang biasanya menjadi bagian dari perayaan Natal di Betlehem juga Kagak terlihat.
“Tahun ini, kami membatasi kegembiraan kami,” kata Wali Kota Betlehem Anton Salman melansir Al Jazeera, Rabu (25/12).
Anton Salman mengatakan, meskipun perayaan Natal kali ini terkesan Sunyi, pesan perdamaian tetap menjadi yang Esensial.
“Selalu, pesan Betlehem adalah pesan perdamaian dan Cita-cita,” kata Salman.
Doa-doa, termasuk misa tengah malam yang terkenal di Gereja Kelahiran, akan tetap diadakan di hadapan Patriark Latin Gereja Katolik, tetapi perayaannya akan lebih bersifat keagamaan daripada perayaan meriah yang pernah diadakan di kota itu.
Para pramuka Palestina berbaris tanpa Bunyi di jalan-jalan, berbeda dari marching band kuningan mereka yang Lumrah. Beberapa membawa tanda bertuliskan, “Kami menginginkan kehidupan, bukan Kematian.”
Sementara itu, Laskar keamanan Palestina memasang penghalang di dekat Gereja Kelahiran, yang dibangun di atas tempat di mana Yesus diyakini telah lahir dan seorang pekerja membersihkan tempat sampah.
“Tetapi di hari-hari ini, kami juga mengirimkan pesan kepada dunia: Perdamaian dan Cita-cita, tetapi dunia harus bekerja Demi mengakhiri penderitaan kami sebagai bangsa Palestina,” ujarnya.
Jurnalis Nida Ibrahim mengatakan sebelum perang di Gaza, pusat kota Betlehem dipenuhi orang-orang pada hari Natal.
“Akan Terdapat lampu di mana-mana. Juga, akan Terdapat Mimbar Esensial tempat Musik-Musik dan kidung Natal akan dinyanyikan sebagai persiapan Demi musim perayaan ini,” katanya kepada Al Jazeera.
Di Betlehem, Natal bukan sekadar perayaan bagi umat Kristen, “Itu adalah hari libur nasional di mana umat Muslim dan Kristen merasa itu adalah kesempatan bagi mereka Demi merasakan sukacita Ketika mereka hidup di Rendah pendudukan militer selama puluhan tahun,” tambahnya.
Ibrahim mengatakan penduduk Betlehem sangat sedih Memperhatikan Kaum Palestina di Gaza menghadapi pemboman berkelanjutan, yang telah menewaskan lebih dari 45.000 orang sejak Oktober tahun Lampau. (Z-9)

