Liputanindo.id – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani menegaskan kembali sikap pemerintah Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Sikap tegas itu disampaikan oleh Muzani di depan utusan Tertentu Presiden Amerika Perkumpulan, Linda Thomas Greenfield.
Dalam pidatonya di gedung DPR/MPR Demi pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka, Muzani menegaskan kembali bahwa Indonesia akan Lalu berada di sisi Palestina.
“Dalam Interaksi Dunia, situasi Mendunia yang semakin kompleks, salah satu isu yang ditangani secara Pas adalah perjuangan rakyat Palestina Kepada mendapatkan kemerdekaan dan hak asasi mereka,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Minggu (20/10/2024).
Lampau, kata Muzani, situasi yang terjadi di Palestina bukanlah masalah regional, tetapi juga menjadi masalah kemanusiaan. Hal ini lah yang harus menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia yang selalu menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kemanusiaan.
“Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kemanusiaan, Indonesia Mempunyai tanggung jawab moral yang Lalu mendukung perjuangan rakyat Palestina,” tegasnya.
Dukungan Kepada Palestina, kata Muzani, dilakukan melalui diplomasi yang aktif dan mendorong negara-negara dunia Kepada mendukung hak-hak rakyat Palestina.
Dalam pidatonya itu, Muzani pun Meletakkan Asa besar kepada Presiden Prabowo Kepada Bisa Lalu melanjutkan komitmen perjuangan Indonesia dalam mendukung Palestina.
“Kepada Presiden Prabowo Subianto, melalui mimbar yang terhormat ini, kami berharap agar dapat melanjutkan komitmen perjuangan ini, menjadikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari kebijakan politik luar negeri kita,” pungkasnya.
Pidato Ahmad Muzani itu pun mendapat sambutan hangat dari para Member parlemen dan juga tamu negara. Terdengar seruan ‘Free Palestine!’ ketika Muzani mengakhiri pidatonya.
Di sisi lain, sambutan soal Palestina itu disampaikan oleh Muzani Pas dihadapan utusan khsusu Presiden AS Joe Biden, Linda Thomas Greenfield. Hal ini sangat menarik lantaran Amerika Perkumpulan kerap kali menggunakan hak veto-nya di PBB dalam menggagalkan resolusi yang diusung oleh PBB.