LING Liong Sik, mantan Presiden Asosiasi China Malaysia (MCA), barangkali Enggak menyangka bahwa ‘teori ikan busuk’ yang ia kenalkan bakal menjadi kalimat pengingat saban Eksis perkara korupsi. Ling mengutip Petunjuk Antik yang menyebut bahwa ikan membusuk mulai dari kepalanya, bukan ekornya.
Masyarakat Indonesia juga punya hukum teori ‘kepala ikan’; Apabila Ingin membeli ikan segar, periksalah dahulu bagian kepalanya. Kalau kepala ikan itu rusak, senyawa kimiawi badan ikan itu sudah turut busuk dan rusak pula. Perilaku korup sebuah lembaga, seperti tubuh ikan, kiranya juga perlu ditengok mulai dari ‘kepalanya’, dari para elitenya. Kalau elitenya busuk, sekujur tubuh lembaga itu harus segera diselamatkan agar Enggak rusak pula.
Maka, wajar bila Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) amat getol mencokok para ‘kepala’ yang busuk, atau setidak-tidaknya ditengarai mulai membusuk. Karena, kengototan segera meringkus kepala yang busuk akan menyelamatkan sebagian badan yang Tetap sehat agar Enggak ikut membusuk. Itu pula logika KPK Ketika menjemput paksa Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Buat diperiksa sebagai tersangka penyuapan terhadap mantan penyidik KPK Stephanus Robin Pattuju.
Apabila nanti terbukti bahwa kepala itu busuk, vonis hukum harus keras mengamputasinya agar terpisah dari badan. Sayangnya, Buat urusan terakhir ini, hukum terlalu lembek memisahkan kepala yang busuk dari tubuh. Ketika penuntut KPK sudah menyusun dakwaan yang berat, pengadilan kerap menjatuhkan vonis ringan. Rata-rata Hanya kurang dari 5 tahun. Sudah begitu, ketika koruptor menjalani hukuman, atas nama aturan, tangan-tangan keadilan teramat mudah memberi belas Iba; remisi berkali-kali hingga Berbagai Ragam kemudahan Ketika ditahan.
Saya jadi teringat peristiwa 10 tahun silam, Ketika mantan Gubernur Illinois, Amerika Perkumpulan, Rod Blagojevich dihukum 14 tahun penjara setelah terbukti bersalah. Ia bermaksud menjual kursi senat yang ditinggalkan Barack Obama karena terpilih menjadi presiden dengan maksud mendapat imbalan Duit.
Waktu penahanan Tetap menjadi debat setelah Blagojevich menyampaikan permohonan Ampun di ruang sidang dan kepada publik. “Saya Enggak pernah melanggar hukum. Saya Enggak pernah melewati batas,” kata Blagojevich dengan Bunyi tersendat di pengadilan. “Saya salah. Juri menghukum saya karena perilaku itu, saya bertanggung jawab. Saya penyebab semuanya. Saya Enggak menyalahkan orang lain. Saya adalah gubernur, Semestinya saya lebih Paham. Saya minta Ampun dengan sepenuh hati.”
Tim pembela Blagojevich berharap hakim distrik James Zagel mempertimbangkan hal tersebut. Dibui 14 tahun penjara amat menyakitkan bagi dua anak Blagojevich yang Tetap kecil. Hakim Zagel bergeming. Ia mengatakan, daripada mengajukan peninjauan kembali masa penahanan dengan pertimbangan anaknya yang Tetap kecil, Semestinya hal itu sudah dipikirkan Blagojevich pada Ketika dia menyalahgunakan jabatan.
Pada 27 Juni 2011 juri menyatakan Blagojevich bersalah atas 18 tuduhan menerima suap dan menyalahgunakan kekuasaan serta mencoba menjual kursi senat yang ditinggalkan Barack Obama setelah menang pemilihan presiden tahun 2008. Menurut aduan yang diajukan ke penuntut federal, Eksis rekaman pembicaraan Blagojevich merujuk kepada kursi senat yang tersedia yang disebutnya sangat berharga dan Enggak akan diberikan begitu saja.
Blagojevich melanggar etika dan merupakan gubernur pertama yang dipecat dalam sejarah Illinois. Ia pun menderita. Bukan saja karena harus mendekam di penjara selama 14 tahun, tapi juga akibat bangkrut secara ekonomi setelah hartanya disita.
Sesudah kasus suap jabatan Senator Obama terbongkar, dan Pengadilan Federal Illionis menjatuhkan denda yang lebih besar daripada Duit yang ia terima dari hasil suap, aset terpidana juga disita dan pengadilan Maju melacak harta kekayaannya hingga ke luar negeri.
Di penjara, akses Blagojevich Cocok-Cocok dibatasi. Ia harus melakukan pekerjaan kasar, seperti mengepel Dasar, membersihkan Ruangan mandi, mengosek kloset, menyapu blok penjara. Kunjungan keluarga juga amat dibatasi. Maka, dari balik jeruji besi, kepada istrinya yang menjenguk, Blagojevich berbisik, “Kita sudah bangkrut. Kita Enggak punya apa-apa Tengah. Saya Cocok-Cocok menyesal telah melakukan ini. Saya menderita.”
Saya membayangkan para ‘kepala ikan busuk’ yang kini berada di beberapa penjara di Indonesia membisikkan hal serupa kepada keluarganya. Keluarganya lantas menceritakannya kepada media. Lampau, para jurnalis, setelah memverifikasi kesahihan cerita itu, mengangkatnya di media mereka. Lampau, para ‘ikan’ sekuat tenaga menjaga Derajat keluhuran dan kemuliaan kepala mereka agar Enggak membusuk sehingga akhirnya diamputasi oleh pedang keadilan. Lampau… Rupanya saya baru Dapat membayangkan. Mungkin esok atau lusa baru terwujud. Entahlah.

