DALAM upaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia, berbagai pemangku kepentingan menyerukan perlu kolaborasi lintas sektor serta peran aktif perempuan dalam transisi energi. Ekosistem kendaraan listrik diharapkan tidak hanya menggerakkan roda ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari transisi energi yang berkeadilan dan inklusif.
Wini Rizkiningayu, Regional Director Southeast Asia dari RMI menjelaskan untuk mewujudkan transisi energi perlu melibatkan kelompok-kelompok marginal serta elemen penting seperti perempuan, sehingga pengembangan transisi energi bisa lebih inklusif.
“Asanya, elektrifikasi ini dapat memicu perubahan sistemik dan melibatkan kelompok-kelompok yang termarginalisasi, termasuk perempuan, untuk berperan lebih besar dalam sektor ini,” ujar Wini.
EV Enthusiast sekaligus Kepala Humas Komunitas Wuling Electric Vehicle Indonesia (WEVI) Jasmine Andini menjelaskan kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mempercepat perkembangan ekosistem EV. Sebagai menteri keuangan di rumah, perempuan memiliki peran kunci dalam memutuskan pembelian kendaraan yang lebih ramah lingkungan seperti EV.
Boyke Lakaseru dari Entrev menegaskan bahwa dorongan untuk memasifkan penggunaan kendaraan listrik tidak bisa hanya bergantung pada satu elemen. Pihaknya berkomitmen melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan, dalam upaya akselerasi kendaraan listrik. (Z-2)