KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia untuk melibatkan mahasiswa dalam pengelolaan lahan rawa guna meningkatkan produksi pangan berbasis pertanian modern.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang dikenal dengan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Program ini bertujuan untuk mempersempit kesenjangan antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia usaha serta industri.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk magang, menyelesaikan masalah nyata dengan bimbingan mentor profesional, dan belajar di lingkungan industri sebagai persiapan memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan tinggi.
Baca juga : Kementan Komitmen Terapkan Teknologi Digitalisasi di Sektor Pertanian
MSIB akan dilaksanakan selama tiga bulan di sepuluh kabupaten di Indonesia, termasuk Kabupaten Sukoharjo (Jawa Tengah), Kabupaten Pandeglang (Banten), Kabupaten Barito Kuala (Kalimantan Selatan), Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah), Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Bone (Sulawesi Selatan), Kabupaten Pringsewu (Lampung), Kabupaten Merauke (Papua Selatan), Kabupaten Banyuasin (Sumatera Selatan), dan Kabupaten Indramayu (Jawa Barat). Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan manajemen agribisnis dan korporasi guna meningkatkan produktivitas serta daya saing petani melalui kelembagaan ekonomi berbasis korporasi.
Kepala Badan Sumber Daya Sosok Pertanian, Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa program pertanian modern ini merupakan langkah Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP dalam mendukung program Perluasan Areal Tanam (PAT) di lahan rawa.
Di Kabupaten Kapuas, mahasiswa akan ditempatkan di dua kecamatan, yaitu Dadahup dan Kapuas Murung. Sebanyak 342 mahasiswa dari seluruh Indonesia dan 34 mentor dari alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) akan berpartisipasi dalam program ini.
Baca juga : Kementan Gencarkan Pompanisasi, Niscayakan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Inneke Kusumawaty, menggarisbawahi pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam kegiatan ini. “Taatp komponen sangat penting, termasuk masukan dan bimbingan dari pendamping serta aparat daerah, yang akan sangat mendukung mahasiswa MSIB dan mentor,” tambah Inneke.
Para mentor mulai tiba pada 14 September 2024, sementara mahasiswa MSIB akan datang secara bertahap mulai 17 hingga 25 September 2024. Selama program, mahasiswa akan ditempatkan di 27 pemondokan di Kecamatan Dadahup dan 22 pemondokan di Kecamatan Kapuas Murung.
Setelah menjalani magang, peserta MSIB diharapkan dapat menguasai kompetensi yang sesuai dengan aktivitas yang direncanakan, setara dengan 20 SKS. Aktivitas tersebut meliputi Pemberdayaan Petani, Agribisnis, Pengembangan Padi, Pengelolaan Lahan, dan Teknologi Mekanisasi. Diharapkan, selama magang, peserta dapat memperoleh ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi masyarakat. (Z-8)