Kabupaten Tangerang Perkuat Deteksi Pagi Penyakit Tak Menular melalui JEJAKSIDINI

Kabupaten Tangerang Perkuat Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular melalui JEJAKSIDINI
Ilustrasi(Freepik.com)

UPTD Puskesmas Jalan Emas Kabupaten Tangerang menciptakan sebuah Hasil karya yang bersifat kolaboratif, terintegrasi, dan berbasis teknologi, bernama JEJAKSIDINI atau Jejaring Diajak Deteksi Pagi. Hasil karya tersebut Buat menjawab tantangan tingginya Bilangan penyakit Tak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes melitus di Indonesia, termasuk di Kawasan Kabupaten Tangerang.

Masyarakat kini menghadapi beban ganda antara penyakit menular yang belum terkendali, peningkatan PTM, serta munculnya kembali penyakit yang Sepatutnya telah tereliminasi.

Buat itu, JEJAKSIDINI merupakan terobosan yang bertujuan meningkatkan cakupan dan efektivitas deteksi Pagi PTM. Hal tersebut dilakukan melalui kemitraan aktif dengan jejaring fasilitas kesehatan di luar Puskesmas, seperti klinik dan dokter praktik Sendiri.

“Hasil karya ini menyasar Golongan usia produktif, terutama Kaum yang selama ini belum terjangkau oleh layanan langsung Puskesmas. Dengan memanfaatkan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK), program ini memungkinkan proses skrining yang terstandardisasi, pencatatan digital, serta konseling dan tatalaksana awal secara Segera dan Betul,” seperti dilansir dari laman Formal Kabupaten Tangerang, Sabtu (19/7).

Cek Artikel:  Polisi Tangkap Pelaku Penipuan dengan Modus Investasi Emas di Jakarta Pusat

Dalam pelaksanaannya, petugas kesehatan di jejaring klinik dan praktik Sendiri melakukan wawancara terkait riwayat penyakit pribadi dan keluarga, mengisi kuesioner risiko, hingga pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.

Hasil pemeriksaan kemudian dianalisis menggunakan panduan dalam aplikasi ASIK, yang juga digunakan sebagai alat konseling dan pengambilan keputusan Buat tindak lanjut medis. Hasil karya ini Tak hanya mempermudah pelayanan, tetapi juga mengurangi beban administrasi dan meningkatkan efisiensi waktu pelayanan.

Dijelaskan bahwa JEJAKSIDINI lahir dari tantangan Konkret di lapangan. Data tahun 2021 menunjukkan cakupan deteksi Pagi PTM di Kawasan Puskesmas Jalan Emas baru mencapai 46%.

Cek Artikel:  Pramono Manggarai Berselawat Segera Mulai Pekan Ini

Setelah penerapan Hasil karya ini secara penuh pada tahun 2022, cakupan meningkat drastis menjadi 95% dan mencapai 100% pada tahun 2023. “Peningkatan ini juga diikuti oleh peningkatan Intervensi kasus baru PTM, serta pengendalian kondisi seperti hipertensi dan diabetes melalui penatalaksanaan yang lebih terstruktur dan Betul sasaran,” tulisnya.

Keistimewaan lain dari Hasil karya ini terletak pada pendekatan kolaboratif lintas sektor. Tim pelaksana terdiri dari berbagai tenaga kesehatan seperti promosi kesehatan, gizi, farmasi, dan laboratorium.

Selain itu, institusi pendidikan seperti SMA turut dilibatkan melalui program DEDIKASI (Deteksi Pagi oleh Kader Instansi). Dukungan akademik datang dari Universitas Pelita Cita-cita Fakultas Keperawatan yang menginisiasi Golongan WhatsApp interaktif Buat pasien diabetes, sebagai bagian dari intervensi 5 pilar pengendalian DM.

Cek Artikel:  2 Polisi Kembali Disanksi Demosi Kasus Pemerasan Penonton DWP

Program ini juga diperkuat dengan regulasi yang Terang, pelatihan teknis Buat tenaga kesehatan, serta edukasi kesehatan melalui berbagai media, termasuk penyuluhan di sekolah, posyandu remaja, dan kanal daring. Sistem pelaporan digital yang terintegrasi Membikin proses monitoring dan Pengkajian menjadi lebih Seksama dan mudah dilakukan.

“Dengan JEJAKSIDINI, Pemerintah Kabupaten Tangerang membuktikan komitmennya dalam mendekatkan layanan deteksi Pagi PTM kepada seluruh lapisan masyarakat,” paparnya.

Hasil karya ini disebut menjadi Misalnya sukses bagaimana digitalisasi, kolaborasi jejaring, dan penguatan sumber daya Mahluk dapat menghasilkan Akibat Konkret dalam mencegah penyakit yang Sepatutnya Dapat dihindari sejak awal. “JEJAKSIDINI kini menjadi model yang siap direplikasi di Kawasan lain dan mendukung penuh agenda strategis Kementerian Kesehatan dalam pengendalian PTM secara nasional,” tutupnya. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai