Jannik Sinner Balas Dendam, Taklukkan Alcaraz dan Ukir Sejarah di Final Wimbledon

Jannik Sinner Balas Dendam, Taklukkan Alcaraz dan Ukir Sejarah di Final Wimbledon
Jannik Sinner berhasil mengukir sejarah di Wimbledon setelah menundukan rivalnya Carlos Alcaraz 4-6, 6-4, 6-4, 6-4.(Media Sosial X)

PETENIS Jannik Sinner akhirnya meraih penebusan manis atas kekalahan menyakitkan di final Prancis Terbuka bulan Lampau. Petenis nomor satu dunia asal Italia itu berhasil menundukkan rival beratnya, Carlos Alcaraz, dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4 dalam partai puncak Wimbledon 2025.

Kemenangan ini mengantarkan Sinner meraih gelar Grand Slam keempatnya, sekaligus menjadi yang pertama di permukaan rumput. Ia menjadi pria Italia pertama yang menjuarai Wimbledon, melampaui torehan Matteo Berrettini yang hanya mencapai final pada 2021.

Pertandingan berlangsung selama tiga jam enam menit dengan intensitas tinggi. Sinner membukukan 40 winner, 40 unforced error, dan delapan ace dalam duel ketat tersebut.

Terbangun Setelah Set Pertama

Sinner memulai laga dengan penuh semangat, langsung merebut break di gim kelima. Tetapi, Alcaraz merespons Segera dengan pukulan keras dari baseline dan berhasil menyamakan kedudukan. Ritme Segera dan agresif Alcaraz Membangun Sinner kehilangan momentum, dan petenis Spanyol itu menutup set pertama dengan winner silang yang menakjubkan.

Cek Artikel:  Arsenal Paksa Manchester City Berduel Hingga Laga Penutup Musim

Tetapi, Sinner tak gentar. Ia membuka set kedua dengan mematahkan servis Alcaraz dan mempertahankan Keistimewaan lewat permainan solid dan Seksama. Set kedua berakhir 6-4 Kepada Sinner, menyamakan kedudukan menjadi satu set sama.

Penguasaan yang Konsisten

Di set ketiga, meski sempat ditekan Alcaraz Begitu menghadapi break point, Sinner tampil lebih konsisten. Break Krusial di gim kesembilan menjadi kunci kemenangan di set ini, membuatnya unggul dua set berbanding satu.

Memasuki set keempat, Sinner Lalu menekan Alcaraz yang mulai kehilangan ketajaman dalam servisnya. Alcaraz sempat mendapatkan dua break point pada gim kedelapan dan tampak akan membalikkan keadaan, mengingat ia pernah melakukan comeback lima minggu sebelumnya di final Roland Garros. Tetapi kali ini, Sinner tak tergoyahkan. Ia menunjukkan mental baja dan menuntaskan pertandingan di match point kedua, setelah memaksa Alcaraz Kepada bertahan di gim ke-10.

Cek Artikel:  InJourney Ungkap Pengunjung F1 Powerboat 2024 Letih 70.000 Orang

Pidato Emosional di Akhir Laga

Dalam pidato kemenangannya, Sinner menyampaikan apresiasi kepada Alcaraz:

“Saya Mau mulai dengan Carlos. Turnamen yang luar Normal, dan terima kasih atas siapa Anda sebagai seorang pemain. Sulit sekali melawanmu, tapi kita punya Interaksi yang luar Normal di dalam dan di luar lapangan.”

Sinner mengaku gelar ini seperti mimpi yang jadi Konkret. “Menang di sini rasanya luar Normal. Begitu kecil, saya tak pernah membayangkan Pandai berada di posisi ini. Ini seperti mimpi di dalam mimpi, karena saya berasal dari tempat yang sangat jauh dari dunia ini.”

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada timnya. “Hari ini sangat spesial. Terima kasih kepada tim saya yang Lalu mendorong saya, bukan hanya jadi pemain tenis yang lebih Berkualitas, tapi juga pribadi yang lebih Berkualitas.”

Cek Artikel:  Bermain dengan 10 Orang, Belanda Tekuk Portugal dan Melaju ke Semifinal Euro U-21

Alcaraz: “Saya Tetap Bangga”

Meski kalah, Alcaraz tetap tampil sportif dan optimis. “Saya tetap Gembira dan bangga dengan apa yang saya lakukan. Awal musim ini saya sempat kesulitan, tapi akhirnya saya Pandai kembali merasakan kegembiraan di lapangan. Ini adalah perjalanan luar Normal yang Membangun saya bangga.”(Flash Score/Z-2)

Mungkin Anda Menyukai