Jakarta Bangun Pipa Air Kudus Sepanjang 7000 Kilometer

Jakarta Bangun Pipa Air Bersih Sepanjang 7000 Kilometer
Pekerja Perumda Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya menggali tanah untuk jaringan pipa air bersih di lingkungan RW 01, Kamal Muara, Jakarta(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memasang pipa galian bawah tanah dengan total panjang 7 ribu kilometer. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan hal itu dilakukan demi meningkatkan cakupan air bersih di Jakarta.

“7.000 kilometer se-Jakarta, itu kan sampai ke perumahan, jaringan, sampai ke Kampung Muara sampai ke Cilincing, sampai Kapuk, ada yang pipa primer, pipa sekunder,” kata Heru di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, hari ini.

Lebih lanjut, pemasangan pipa dilakukan secara bertahap. Prioritas penyambungan pipa air bersih ini ditujukan pada daerah krisis air bersih atau pada wilayah yang tak dimungkinkan lagi untuk penggunaan air tanah.

Baca juga : Heru Optimistis 100% Anggota Jakarta Terlayani Air Kudus Pada 2030

Cek Artikel:  Cari Solusi Tawuran, SKSG UI Gelar Golongan Obrolan Terarah

“Misalnya bertahap, kondisi yang sangat diperlukan adalah aliran dari Jakarta Timur, lintasnya ke barat ya, timur-selatan-barat. Ini dari timur karena kan salah satu bahan bakunya timur (seperti) timur-utara-barat, timur-selatan-barat,” urai Heru.

Sebelumnya juga menjelaskan alasan pemerintah perlu segera melaksanakan pekerjaan galian terhadap jaringan pipa. Dikhawatirkan, permukaan tanah Jakarta akan semakin menurun akibat penggunaan air tanah terus-menerus.

Menurut Heru, krisis air bersih juga akan meluas jika masyarakat tidak mendapatkan akses layanan air bersih perpipaan. Mengingat, cakupan layanan air bersih BUMD PAM Jaya saat ini masih masih 65,85 persen.

Baca juga : Berubah Rencana, Heru Budi Hartono akan Bilangant 4000 Guru Honorer Jadi KKI

Cek Artikel:  DPRD Minta Pemprov DKI Implementasikan Sekolah Swasta Gratis

Ditambah lagi, tingkat kehilangan air dalam jaringan air bersih perpipaan atau nonrevenue water (NRW) di DKI Jakarta saat ini masih tinggi, yakni pada angka 45 persen.

Sehingga, penggantian pipa baru dari pipa eksisting yang usianya sudah tua juga penting dilakukan agar tak lagi terjadi kebocoran air yang mengalir ke tempat tinggal masyarakat, selain penambahan jaringan baru.

“Kami harus berbenah. Kalau, tidak maka (tahun) 2036 DKI akan rawan terhadap air bersih,” ungkap Heru. (P-2)

Mungkin Anda Menyukai