
DOKTER spesialis gizi klinik lulusan fakultas kedokteran Universitas Indonesia Mulianah Daya menyarankan mengonsumsi kopi dan teh Ketika menjalani puasa perlu memperhatikan waktu dan jumlahnya.
Mengonsumsi teh dan kopi kerap menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari bagi banyak orang Indonesia pada umumnya.
“Boleh saja sebenarnya mengonsumsi teh dan kopi Ketika puasa, tapi memang perlu diperhatikan waktu dan jumlah Ketika mengonsumsinya,” kata Mulianah, Minggu (2/3).
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Siloam Lippo Village itu menyarankan minum teh dan kopi Ketika puasa sebaiknya Kagak di Ketika waktu sahur.
“Buat waktunya sebaiknya Kagak dikonsumsi Ketika sahur, karena pada kopi dan teh ini mengandung kafein yang Malah akan meningkatkan risiko Kehilangan cairan tubuh,” ujar dia.
Dalam mengonsumsi teh dan kopi, dia juga menyarankan sebaiknya setelah berbuka puasa. Hal ini lantaran kafein pada teh dan kopi dapat meningkatkan produksi asam lambung.
“Jadi sebaiknya meminum kopi dan teh ini kurang lebih 1-2 jam setelah berbuka puasa. Jangan pada Ketika berbuka puasa langsung meminum teh atau kopi dalam perut Nihil,” jelasnya.
Kagak hanya itu, mengonsumsi kopi dan teh juga disarankan Kagak dibarengi Ketika mengonsumsi makan Penting. Alasan, teh dan kopi mengandung kafein yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
“Buat jumlah mengonsumsinya sebaiknya juga dibatasi kurang lebih 1-2 cangkir saja per harinya,” katanya.
Lebih lanjut Mulianah menyarankan dalam mengonsumsi kopi pilih jenisnya yang Kagak mengandung kafein terlalu tinggi. Karena pada sebagian orang kafein juga cukup sensitif yang Dapat mengganggu jam tidur.
“Kita Paham bahwa kafein ini juga Mempunyai Dampak Buat meningkatkan metabolisme sehingga di beberapa orang Malah nantinya akan mengganggu jam tidur yang akhirnya mengganggu jam istirahat,” pungkas dia. (Ant/Z-1)