Dukung Net Zero Emission 2060, Pemerintah Percepat Monetisasi Lapangan Gas

Dukung Net Zero Emission 2060, Pemerintah Percepat Monetisasi Lapangan Gas
Pemerintah mempercepat proses pengembangan lapangan-lapangan gas baru guna menopang ketahanan Kekuatan nasional dan mendukung proses transisi Kekuatan menuju net zero emission (NZE) tahun 2060.(Dok. Resourceasia.id)

PEMERINTAH mempercepat proses pengembangan lapangan-lapangan gas baru guna menopang ketahanan Kekuatan nasional dan  mendukung proses transisi Kekuatan menuju net zero emission (NZE) tahun 2060.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM yang juga Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, gas bumi Mempunyai peran esensial Buat menjembatani proses transisi Kekuatan dari Kekuatan fosil menuju Kekuatan Kudus. Gas bumi juga dapat dikategorikan sebagai Kekuatan Kudus Apabila dalam prosesnya menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS).

“Selama proses transisi Kekuatan, pengembangan Kekuatan fosil, termasuk gas bumi, akan dipercepat. Apabila dibandingkan, emisi gas bumi jauh lebih kecil dari emisi batu bara dan minyak. Produksi gas kita akan meningkat dalam dua tiga tahun ke depan, gas akan menjadi Kekuatan Esensial selama masa transisi Tamat tercapainya net zero emission tahun 2060,” papar Dadan dalam webinar Strategi Pemerintah Mempercepat Monetisasi Giant Gas Discovery yang diselenggarakan Resourcesasia.id, selasa (10/12).

Ia menjelaskan, gas bumi juga Dapat menjadi Kekuatan Kudus apabila dalam prosesnya menerapkan CCS yang merupakan teknologi dengan Metode menangkap CO2 dan menginjeksikannya kembali ke perut bumi.

“Proyek-proyek pengembangan lapangan gas yang sedang berjalan juga akan menerapkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon seperti di Blok Masela, Unggul, serta lapangan-lapangan gas lainnya,” ungkapnya.

Cek Artikel:  Ragam Argumen Anak Muda Pilih Investasi di Platform Trading

Gas bumi, sambung Dadan, juga Bermanfaat menjadi bahan baku Buat industri pupuk. Oleh karenanya, peranan gas sangat strategis bagi keandalan Kekuatan di dalam negeri, maupun pasokan bahan baku Buat mendukung industri pupuk guna mendorong swasembada pangan, gas rumah tangga, serta transportasi.

Lebih jauh, gas bumi juga menjadi salah satu andalan Buat mendukung tercapainya Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, Merukapan Indonesia swasembada Kekuatan, mencapai kedaulatan Kekuatan, serta mendukung Sasaran pertumbuhan ekonomi 8%.

“Karena itu, pemerintah akan Maju mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik guna meningkatkan daya saing industri dalam negeri melalui kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT),” imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Departemen Pengembangan Lapangan Satuan Kerja Spesifik Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arya Disiyona mengatakan, Teladan konkret upaya percepatan monetisasi Intervensi cadangan gas bumi yang telah dilakukan SKK Migas dan pemerintah adalah Intervensi gas di sumur Geng North-1, blok North Ganal, oleh ENI SpA.

Cek Artikel:  REI Dukung Program 3 Juta Rumah Melalui Konsep Propertinomic

“Geng North ini menjadi game changer, ditemukan tahun 2023, memperoleh persetujuan rencana pengembangan lapangan dari pemerintah Agustus 2024, atau hanya 10 bulan, dan proyek pengembangannya ditargetkan akan onstream tahun 2027,” terang Arya.

Selain percepatan proses-proses persetujuan dan perizinan, sambung dia, SKK Migas dan pemerintah juga memberikan berbagai Insentif kepada para Konraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas agar keekonomian proyek pengembangan lapangan gas lebih menarik.

“Jenis-jenis Insentif yang akan diberikan kepada KKKS disesuaikan dengan peraturan yang Eksis,” imbuh Arya.

Sementara itu, Senior Manager Gas Commercial & Monetization PT Pertamina Hulu Kekuatan (PHE) Dani Jatnika mengungkapkan, sesuai arahan SKK Migas dan pemerintah, produksi gas dari Blok Masela, salah satu giant gas yang dimiliki Indonesia, akan diutamakan Buat memenuhi kebutuhan domestik.

“Kami bukan operator Blok Masela, hanya sharing info. Sesuai POD serta arahan dari pemerintah dan SKK Migas, 40% hingga 60% produksi gas Blok Masela akan dialokasikan Buat domestik. Yang sudah fix, PT Pupuk Indonesia akan membangun pabrik pupuk di Masela memanfaatkan 150 mmscfd,” cetus Dani.

Selanjutnya, tambahnya, Inpex selaku operator blok Masela Begitu ini Tetap berdiskusi dengan calon pembeli domestik lain, Merukapan PLN dan PGN. Rencananya, gas dalam bentuk LNG itu akan memenuhi kebutuhan pembangkit-pembangkit listrik tenaga gas PLN dan Buat memenuhi market industri PGN.

Cek Artikel:  Presiden Sebut Dugaan 2024, Pertumbuhan Ekonomi 5,2% dan Inflasi 2,8%

Di sisi lain, Group Head of Gas, Supply, & LNG Trading PT Pertamina Gas Negara (PGN) M Anas Pradipta mengungkapkan, pihaknya telah siap menjadi agregator gas nasional.

“PGN, sebagai aggregator gas, sangat siap menyerap produksi gas dari proyek-proyek pengembangan lapangan-lapangan gas baru, termasuk gas dari Masela dan IDD yang akan berbentuk LNG,” ujar Anas.

Sejak 2024, PGN telah mendistribusikan LNG yang berasal dari tiga kilang LNG di Indonesia Buat market industri. Industri juga dapat menerima Apabila Eksis penyesuaian harga.

Di lain pihak, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro berpendapat, cita-cita swasembada Kekuatan pemerintah dapat tercapai Apabila seluruh potensi sumber Kekuatan di Indonesia dimanfaatkan, termasuk Kekuatan berbasis fosil.

“Swasembada Kekuatan dapat tercapai kalau bicara energy in total, Berkualitas Kekuatan fosil maupun Kekuatan baru. Kalau hanya Kekuatan terbarukan saja, mungkin akan sulit tercapai. Semestinya energy in total, Asal Mula Indonesia Mempunyai banyak cadangan batu bara, gas, dan minyak bumi. Kalau mau Sendiri Kekuatan, Bukan dikotomikan Kekuatan Kudus dengan Kekuatan fosil, optimistis dapat mencapai swasembada Kekuatan,” pungkas Komaidi. (E-2)

Mungkin Anda Menyukai