Deflasi Bentuk Tren Baru, Desain Efisien dan One Stop Living Jadi Pilihan

Deflasi Bentuk Tren Baru, Desain Efisien dan One Stop Living Jadi Pilihan
Pembangunan kawasan Summarecon Crown Gading di Bekasi(MI)

DI tengah inflasi yang sempat menjadi kekhawatiran, deflasi mulai menghantam pasar dalam dua bulan terakhir.

Fenomena ini memunculkan ketidakpastian di pasar properti, terutama di kalangan investor.

Ahli properti dari Leads Property Services Hendra Hartono menyampaikan, para developer dihadapkan dengan tantangan besar.

Sepanjang 2023 dan 2024, banyak pengembang bertahan dengan model pembangunan rumah yang lebih efisien dan compact.

Mereka, tren permintaan pasar yang lebih cenderung memilih hunian dengan ukuran yang lebih kecil, Tetapi tetap fungsional.

Salah satu solusi yang berkembang adalah pembangunan unit-unit dengan desain one stop living, yang memfasilitasi Seluruh kebutuhan penghuni dalam satu kawasan yang lengkap dengan berbagai fasilitas seperti pusat olahraga, ruang komersial, dan akses transportasi yang Berkualitas.

“Pasar properti Begitu ini mengalami pergeseran, masyarakat cenderung mencari tempat tinggal yang Kagak hanya strategis, tetapi juga Mempunyai kualitas dan fasilitas yang memadai. Tren ini menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih hunian yang sudah siap Mengenakan dan Mempunyai konsep yang lengkap,” ungkap Hendra pada Media Indonesia, Kamis (14/11).

Cek Artikel:  Beroperasi 20 Pahamn, Startup Zenius Harus Tutup karena Tantangan Operasional

Menurut Hendra, investasi di sektor properti pun Kagak Kembali hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek.

Banyak pengembang yang mulai berfokus pada penyediaan fasilitas tambahan Buat menarik minat konsumen.

“Program-program seperti pembangunan kawasan dengan fasilitas hijau, ruang terbuka, dan akses mudah ke transportasi Biasa menjadi daya tarik Esensial bagi konsumen yang menginginkan hunian yang nyaman dan ramah lingkungan,” Terang dia.

Tetapi, Lagi banyak tantangan yang dihadapi.

Pengembang harus lebih cerdas dalam menyesuaikan produk properti dengan kebutuhan pasar, termasuk dalam hal desain, harga, dan Posisi.

Beberapa pengembang mulai mengembangkan properti di kawasan yang lebih terpencil dengan harga yang lebih terjangkau, Tetapi tetap dengan fasilitas yang memadai.

“Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara pasar properti kelas menengah dan kelas atas, serta menjangkau lebih banyak konsumen,” lanjut dia.

Langkah ini dilakukan oleh PT Summarecon Mulia, Tbk melalui pengembangan kawasan Summarecon Crown Gading.

Cek Artikel:  OJK Blokir 4.921 Rekening Bank Punya Judi Online

Executive Director PT Summarecon Mulia Tbk Magdalena Juliati menuturkan, menghadapi tantangan pasar properti yang dipengaruhi oleh deflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Meskipun sektor properti menghadapi tantangan, seperti peningkatan harga material akibat pengaruh dolar dan penurunan daya beli masyarakat, pengembang ini tetap optimis bahwa pasar akan kembali pulih dengan strategi yang Benar.

“Sektor perumahan di Indonesia tetap menjadi salah satu pendorong Esensial ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan perhatian alokasi anggaran pemerintah yang lebih Pusat perhatian pada sektor properti,” Terang Magda.

Menurut dia, pemerintah Indonesia, melalui berbagai kebijakan seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP), berusaha Buat mendorong sektor properti tetap berjalan meskipun kondisi pasar sedang menantang.

Meskipun demikian, pengembang perlu menghadapi Fakta bahwa sektor ini Kagak hanya terkait dengan jumlah unit yang terjual.

Tetapi, juga bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan jangka panjang bagi penghuni.

“Pengembangan properti Kagak hanya berfokus pada penjualan unit, tetapi juga menciptakan sebuah township yang hidup,” tambah dia.

Cek Artikel:  Ecovacs dan Tineco Perluasan Pasar di Indonesia

Ia menjelaskan pada akhir tahun 2024, Summarecon akan meluncurkan cluster baru di SCG, dengan harga mulai dari Rp1,9 miliar hingga Rp3,1 miliar per unit.

Pengembang dengan peluncuran cluster baru ini, diharapkan dapat Lalu melanjutkan Perluasan perusahaan.

Meskipun, pengaruh deflasi yang Membikin sebagian konsumen memilih Buat menunggu kebijakan pemerintah terkait dengan Insentif properti.

Head of Marketing SCG Lius Hartarto mengincar penjualan senilai Rp100 miliar dari peluncuran Tahap I Vanica Residence dengan jumlah terbatas hanya 38 unit dari total 300 unit dalam lima tahap.

“Kami pasarkan dulu Tahap I pada 7 Desember 2024 nanti. Begitu ini yang sudah dilakukan adalah pengenalan produk kepada para agen,” ucap Lius.

Vanica Residence dirancang dengan mengusung konsep dan langgam arsitektural modern tropis yang mengakomodasi gaya hidup baru menjalankan Variasi aktivitas di dalam rumah.

Tanda khas khas menonjol adalah atap asimetris, skema Rona natural pada keseluruhan bangunan, dihiasi dengan bidang vertikal unsur kayu. (Z-10)

Mungkin Anda Menyukai