Daya Rusak Flexing

ALKISAH, ada sepasang suami istri melakukan perjalanan ke Amerika Perkumpulan. Niat mereka sebetulnya bagus, bahkan sangat bagus. Sang suami ingin mengantarkan istrinya ke Pennsylvania, sebuah negara bagian di pesisir timur AS. Sang istri yang tengah hamil cukup besar itu konon baru saja diterima dan akan memulai berkuliah jenjang S-2 di University of Pennsylvania.

Bagi yang belum tahu, University of Pennsylvania merupakan salah satu universitas tertua di AS. Kampus yang kondang dengan sebutan Upenn itu didirikan Benjamin Franklin nyaris tiga abad silam, yaitu pada 1740. Di kampus itulah sang istri akan menjadi mahasiwa di Fakultas Praktik dan Kebijakan Sosial. Wajar kalau sang suami ingin mengantarkan istrinya itu, tentunya, dengan menyunggi perasaan bangga.

Tetapi, seketika kewajaran itu sirna manakala sang istri yang bernama Erina Gundono itu mulai mengunggah sejumlah foto perjalanannya bersama sang suami, Kaesang Pangarep, ke akun media sosialnya. Siapa Erina dan siapa Kaesang, tentu kita semua tahu, mereka ialah lingkaran keluarga inti Presiden Jokowi. Kaesang, anak bungsu Presiden itu, juga merupakan Ketua Standar Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Nikmat?

Foto unggahan Erina yang paling memantik respons netizen Indonesia ialah foto sayap pesawat yang mereka pakai pergi ke AS. Netizen penasaran karena bentuk jendela pesawat yang terlihat dalam foto itu tidak sama dengan jendela pesawat komersial pada umumnya.

Cek Artikel:  Puasa dan Belanja

Eksis idiom yang sering kita dengar, ‘kalau netizen Indonesia sudah turun tangan, selesai itu barang’. Betul saja, setelah di-kulak-kulik netizen, belakangan ketahuan bahwa pesawat yang mereka tumpangi ialah jet pribadi dengan jenis Gulfstream G650ER. Tak hanya itu, beberapa foto lain menunjukkan pasangan bahagia itu tengah menikmati fasilitas mewah yang mereka miliki.

Barangkali, apa yang dipamerkan Erina di akun Instagram pribadinya itu tidak akan terlalu disorot tajam jika suasana di Tanah Air sedang adem-adem saja. Akan tetapi, kali ini ceritanya lain. Bukan kebetulan, seiring dengan kepergian pasangan itu ke AS, di Indonesia sedang terjadi gelombang protes masyarakat terkait dengan niat DPR yang ingin mengamputasi putusan Mahkamah Konstitusi perihal syarat pencalonan dalam Pilkada 2024.

Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo

Unjuk rasa besar-besaran dilakukan berbagai elemen masyarakat di banyak kota di Indonesia. Enggak hanya terjadi di ‘darat’, gelombang perlawanan terhadap upaya pembangkangan terhadap konstitusi menggema teramat kencang di jagat maya. Tagar-tagar seperti #PeringatanDarurat dan #KawalPutusanMK sempat memuncaki trending topic percakapan di media sosial dalam waktu yang cukup lama.

Cek Artikel:  Rusia Berduka

Maka, klop sudah. Rekanan dua peristiwa tersebut pada ujungnya menciptakan narasi kemarahan publik. Ketika di sini rakyat sedang marah dengan sasaran tembak DPR dan Presiden, di benua seberang sana keluarga Presiden malah enak-enak flexing, memamerkan kemewahan fasilitas yang mereka peroleh tanpa sungkan.

Flexing ialah istilah yang menggambarkan perilaku seseorang yang gemar menunjukkan gaya hidup mewah secara berlebihan. Istilah itu cukup ngetop di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan setelah sejumlah pejabat, baik pusat maupun daerah, tertangkap oleh kamera melakukan flexing.

Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas

Perilaku mereka pada akhirnya tidak hanya dikuliti netizen di media sosial, tapi juga menjadi sasaran tembak penegak hukum. Beberapa di antara mereka bahkan kini harus mendekam di bui karena belakangan ketahuan bahwa harta dan kemewahan yang mereka pamerkan itu dihasilkan dari korupsi, suap, ataupun gratifikasi.

Dalam kasus Erina dan Kaesang, flexing mereka saja sudah tak elok, ditambah pula waktunya juga salah. Dengan flexing saja, sebenarnya mereka sudah meminggirkan empati. Apalagi kalau unjuk pamer itu dilakukan pada saat rakyat sedang berjuang menyelamatkan demokrasi dari tangan-tangan yang justru sedang ingin mengukuhkan dinasti politik.

Cek Artikel:  Makan Gratis Memang Agak Laen

Tetapi, saya tidak ingin terlalu jauh lagi mencari kesalahan-kesalahan mereka. Perkara apakah pesawat jet yang mereka tumpangi itu mereka sewa atau fasilitas yang diberikan cuma-cuma oleh pihak lain alias gratifikasi, biarlah nanti penegak hukum yang mengusut. Hukuman sosial pun sebetulnya sudah mereka dapatkan dari kecaman dan hujatan netizen di media sosial yang dalam seminggu ini tak juga surut.

Dari kejadian itu, kita, setidaknya saya, bisa mengambil pelajaran penting bahwa dari sudut mana pun, perilaku flexing tidak memberikan manfaat sama sekali. Yang dihasilkan dari pamer kemewahan dan kehedonan itu hanyalah mudarat atau kerusakan.

Kiranya, peristiwa tepat sepekan lalu ketika flexing yang dilakukan keluarga Presiden menambah kemarahan publik yang sedang marah cukup menjadi contoh betapa dahsyatnya kerusakan yang bisa ditimbulkan dari perilaku itu. Flexing terbukti tidak hanya merusak kehidupan masyarakat dalam lingkup kecil. Daya rusak flexing rupanya juga bisa ikut menambah kacau tatanan berbangsa dan bernegara.

Mungkin Anda Menyukai