BUDI Gunadi Sadikin disebut-sebut akan menjabat kembali jadi menteri kesehatan (menkes) dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar mengatakan melihat rekam jejak menkes, menurutnya ia mudah curhat di media.
Ia mencontohkan kasus meninggalnya peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip). Menurut Iqbal, penyataan Menkes bahwa peserta PPDS tersebut ditemukan meninggal karena bunuh diri membuat publik berspekulasi.
“Padahal sebenarnya hingga saat ini saja belum ada kesimpulan dari polisi apakah itu bunuh diri atau kasus keracunan overdosis obat. Nah silahkan aja nanti dilihat di berbagai media. Analisis seperti itu gampang dibuat oleh dia dan itu tidak cocok menurut saya untuk level seorang menteri,” ujarnya.
Ia mengatakan seorang menkes ketika mengeluarkan pernyataan harus disertai analisis tepat, rasional, akurat. Ditambah fakta yang memiliki landasan atau basis yang jelas. Iqbal juga menyampaikan banyak program-program menkes yang dinilai tidak tepat sasaran.
menkes menginisasi kateterisasi jantung banyak tempat di Indonesia. Itu menurutnya mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Padahal , ujar Iqbal, dokter ahli jantung yang akan melakukan tindakan belum tersedia di tempat tersebut.
“Padahal alat kesehatan memiliki waktu degradasi. Jadi kalau kita beli sekarang ada waktunya mengalami penurunan fungsi. Dan itu membutuhkan perawatan/maintenance. Akhirnya alat itu tidak digunakan di berbagai tempat,” kata Iqbal. (H-3)