Bobobox inisiasi wisata berkelanjutan, ajak tamu kurangi jejak karbon

Jakarta (ANTARA) – Seiring dunia semakin sadar akan isu lingkungan, industri pariwisata juga mengalami transformasi yang signifikan. Semakin banyak wisatawan mencari pengalaman yang selaras dengan nilai-nilai mereka, dan perusahaan seperti Bobobox menanggapi permintaan tersebut.

Dalam upaya mendukung pariwisata berkelanjutan, Bobobox, jaringan hotel kapsul dan kabin Spesial di Indonesia, meluncurkan fitur inovatif bernama Carbon Offset Toggle. Fitur ini memungkinkan tamu Kepada secara aktif berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon selama menginap.

Dengan mengaktifkan fitur ini melalui aplikasi Bobobox, tamu secara Mekanis berkontribusi pada proyek-proyek Daya Rapi, seperti Proyek Geothermal Lahendong. Setiap kontribusi yang diberikan akan dikonversi menjadi kredit karbon yang digunakan Kepada mendukung pengembangan Daya terbarukan.

Satria Gundara, ESG Program Manager Bobobox dalam siaran pers pada Sabtu, mengatakan, “Kami menyadari pentingnya peran industri pariwisata dalam menjaga lingkungan. Melalui fitur Carbon Offset Toggle, kami Ingin mengajak tamu Kepada turut serta dalam menciptakan perjalanan yang lebih berkelanjutan. Setiap tindakan kecil, seperti mengaktifkan fitur ini, Mempunyai Dampak besar bagi lingkungan”.

Cek Artikel:  Penangkaran buaya Asam Kumbang, dari buntung hingga berumur 60 tahun

Bobobox berkomitmen Kepada memberikan transparansi penuh kepada tamu mengenai perhitungan jejak karbon dan alokasi kredit karbon. Setiap aktivitas tamu, mulai dari penggunaan listrik hingga transportasi, dihitung secara detail Kepada menentukan jumlah emisi karbon yang dihasilkan.

Sejak diluncurkan setahun Lewat, fitur Carbon Offset Toggle telah mendapatkan respons positif dari para tamu. Data menunjukkan peningkatan signifikan pada tingkat adopsi fitur ini, terutama di kalangan tamu yang menginap di Bobocabin. Hal ini menunjukkan kesadaran yang semakin tinggi terhadap isu perubahan iklim di kalangan generasi muda.

Begitu ini, rata-rata tingkat adopsi fitur ini meningkat hingga 9 persen Kepada keseluruhan produk. Khususnya, konsumen yang menginap di Bobocabin menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi terhadap perubahan iklim, dengan 18,2 persen penggunanya secara rutin melakukan offset emisi menggunakan fitur ini.

Cek Artikel:  3 Rekomendasi Wisata di Sukabumi Lengkap dengan Harga Tiket Masuk dan Aksesnya

Bobobox, bekerja sama dengan Fairatmos, menghitung emisi dari setiap aktivitas ini secara rinci. Hasilnya, Bobopod menghasilkan Sekeliling 6,6 kg tCO2, dan Bobocabin Sekeliling 8,2 kg tCO2. Bilangan-Bilangan tersebut kemudian menjadi dasar perhitungan kontribusi dalam fitur carbon offset mereka.

Menurut Satria, peningkatan ini menunjukkan bahwa semakin banyak pelancong yang menyadari Dampak lingkungan dari perjalanan mereka dan bersedia mengambil langkah Konkret Kepada berkontribusi. Banyak pelanggan setia Bobobox yang juga menunjukkan ketertarikan pribadi dan kepekaan yang lebih terhadap isu iklim.

“Kami berharap pencapaian ini Dapat menjadi inspirasi Kepada pemain lain di sektor perhotelan, bahwa menyediakan alternatif produk berkelanjutan, Apabila diiringi dengan penyadaran berwisata secara bertanggung jawab, akan menghasilkan Dampak yang sangat besar,” katanya.

Cek Artikel:  Taiwan Promosi di Semarang dan Undang Masyarakat untuk Cari Cita Rasa Taiwan di ASTINDO Travel Fair.

Emisi yang dihindarkan melalui inisiatif ini dalam satu tahun setara dengan berkendara sejauh 369.216 km menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin. Ini juga setara dengan hasil penyerapan karbon melalui penanaman Sekeliling 2.840 pohon selama 10 tahun.

Inisiatif Bobobox sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pariwisata berkelanjutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah meluncurkan berbagai program Kepada mendukung pengembangan ekonomi rendah karbon. Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah ini diharapkan dapat mempercepat transisi menuju pariwisata yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Membentuk SDM berkecakapan Spesifik sambut pariwisata berkelanjutan

Mungkin Anda Menyukai