Bapanas Ajak Seluruh Stakeholder Tingkatkan Produksi Pertanian

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Foto: Kemenko Perekonomian.

Jakarta: Seluruh stakeholder pangan diminta bahu membahu meningkatkan produksi pangan dalam negeri dan menjaga kesejahteraan petani. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, disaat performa produksi pangan dan pendapatan petani dalam negeri dalam kondisi baik, hal tersebut berdampak ketersediaan stok dapat stabil di hilir dan program intervensi pemerintah ke masyarakat bisa berjalan optimal.

“Petani adalah pahlawan pangan. Mereka berada di garis terdepan dalam menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesejahteraan petani adalah kunci dari ketahanan pangan nasional. Apabila petani kita sejahtera, maka produksi pangan akan meningkat,” kata Arief dilansir Media Indonesia, Senin, 30 September 2024.
 

Cek Artikel:  Mau Hobi Anda Jadi Pendapatan Coba Deh Mengenakan Kredit BRIguna Pra Purna

“Karena itu, kita semua harus mendukung upaya-upaya peningkatan produksi yang tengah dilakukan oleh kementerian teknis, dan tentunya didukung oleh BUMN yang berfokus pada sektor pangan seperti Bulog, ID FOOD dan Pupuk Indonesia,” sambung dia.

Arief menegaskan, upaya peningkatan produksi di hulu berkaitan erat dengan dinamika penyerapan dan harga di hilir. 
Maka dari itu, pemerintah selama ini terus membangun sinergi dan keterhubungan tersebut selama ini.


Ilustrasi pasar. Foto: MI/Ramdani

“Harga beras di tingkat produsen misalnya, itu dipengaruhi oleh harga gabah di tingkat petani. Karena itu, dalam menaikkan HPP gabah yang sebelumnya Rp4250 per kg, kemudian naik menjadi Rp5.000 per kg, dan terakhir naik Rp6.000 per kg, itu dikeluarkan setelah mempertimbangkan biaya pokok produksi yang dibahas bersama stakeholder pangan, termasuk petani. Karena itu, kebijakan tersebut lahir dari kondisi faktual di lapangan. Nah di hilirnya, penyerapan produksi petani dalam negeri ini juga terus kita dorong dengan mengoptimalkan peran BUMN pangan sebagai offtaker,” tutur Arief. 

Cek Artikel:  Hamzah Haz di Mata Ekonom: Penjaga APBN yang Rasional

Lebih lanjut, ia menyampaikan salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan petani bisa dengan melihat pergerakan Safiri Ubah Petani (NTP). 

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Stagnantik (BPS) mencatat, dari tahun ke tahun NTP mengalami kenaikan. Sedangkan pada 2019, NTP tahunan berada di angka 100,90. Kemudian 2020, NTP tahunan menjadi 101,65. Selanjutnya di 2021 terus naik menjadi 104,64. Dan di 2022 NTP petani berada di angka 107,33. Terakhir NTP secara tahunan di 2023 berada di 112,46.

Sementara tahun 2024 NTP juga mengalami kenaikan. Pada Agustus 2024, NTP petani tercatat sebesar 119,85 atau naik 0,20 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,08 persen.

Cek Artikel:  Menteri ASEAN Perkuat Kerja Sama dengan EFTA dan Inggris

Mungkin Anda Menyukai