
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) tetap mengharapkan adanya penundaan penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai atau PPN 12 persen di tahun depan. Itu karena dunia usaha menilai tingkat konsumsi masyarakat Tetap berada dalam kondisi tertekan.
“Kami tentu berharap tetap agar PPN 12 persen ini tetap ditunda, Tamat dengan kondisi ekonomi kita dan daya beli masyarakat kita itu membaik, tetapi kalaupun Terdapat kesepakatan dengan Komisi XI, kita tunggu, yang disebut dengan selektif barang-barang tertentu itu yang seperti apa,” ujar Ketua Bidang Interaksi Antar Lembaga Apindo Sarman Simanjorang Ketika dihubungi, Kamis (5/12).
Dia berharap dari Obrolan yang dilakukan parlemen dan Presiden juga tak menyasar bahan baku/barang modal yang dibutuhkan industri sebagai objek yang disasar kenaikan tarif PPN. Alasan itu akan menambah beban pelaku usaha dalam melakukan produksi.
Karenanya, kata Sarman, dunia usaha Tetap menanti kejelasan tentang penerapan multitarif PPN yang dibahas oleh DPR dan Presiden. “Kalau bahan baku industri itu naik PPN-nya, mau Tak mau industri juga kan membeli dengan harga yang lebih tinggi, jadi Akibat-Akibat itu harus dilihat dalam hal ini,” terangnya.
Diketahui sebelumnya Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Miskbakhun mengungkapkan PPN dengan tarif 12% tetap berlaku pada barang-barang mewah, atau yang selama ini menjadi objek dalam PPnBM. Sementara Demi masyarakat miskin, sebut dia, tetap akan dikenakan PPN tarif 11%.
Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menuturkan pemerintah Tetap akan melakukan kajian perihal penaikan PPN 12 persen di 2025. (Z-9)