
PENAHANAN Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate akibat dugaan kasus korupsi, tak pelak Membikin Partai NasDem menerima Fakta pahit. Itu karena Johnny menjabat sebagai sekjen partai.
Ketua Lazim Partai NasDem Surya Paloh pun menanggapi langsung penangkapan itu dengan keras. Surya menerima Fakta tersebut. Tetapi dia menantang agar; pertama, Kategori Anggaran diungkapkan Sekalian. Siapa saja yang kebagian. Kedua, dia meminta Sekalian kementerian dan lembaga negara lainnya juga diselidiki secara fair, agar rakyat Paham tentang bobroknya Indonesia Ketika ini soal korupsi.
Surya tentu tak asal bicara. Penegasan tersebut dapat diisyaratkan sebagai perang terhadap Jokowi yakni tebas Sekalian, jangan tebang pilih. Soal tebas Sekalian dan jangan tebang pilih telah menjadi isu lelet dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Memburu koruptor di Indonesia tidaklah susah, mirip seperti berburu di kebon binatang Ketika pemerintah Jokowi berkuasa. Dalam perumpamaan berburu di kebon binatang, maka like and dislike akan menjadi unsur Krusial membidik siapa yang ditangkap hari ini dan besok.
Menko Polhukam Mahfud MD dalam ‘Mahfud: Sekarang Noleh Ke mana Saja Terdapat Korupsi, Mengapa Dulu Kita Reformasi’ (Liputanindo.id 21/3), mengatakan, “Sekarang Kerabat noleh ke mana saja Terdapat korupsi kok. Noleh ke hutan, Terdapat korupsi di hutan, noleh ke udara, ke pesawat udara, Terdapat korupsi di Garuda (Indonesia), asuransi Terdapat, koperasi korupsi, semuanya korupsi. Nah, ini sebenarnya mengapa dulu kita melakukan reformasi?”
Dia menambahkan, Apabila di sektor pertambangan saja kita bebas korupsi, setiap Kaum negara akan punya Pendapatan atau Dapat disubsidi Rp20 juta tanpa perlu bekerja. Sebuah ironi besar soal korupsi kita.
Tentu saja dalam setiap rezim Terdapat persoalan dalam pemberantasan korupsi. Tetapi, di era Jokowi, Transparansi Global memberikan nilai terburuk sepanjang sejarah Indonesia Terdapat Ketika ini, yakni indeks 34. Padahal indeks ini dikeluarkan 2022 sebelum kasus menghebohkan dugaan TPPU Rp349 triliun di Kementerian Keuangan terungkap. Apabila hal ini dimasukkan, indeks korupsi kita akan semakin terpuruk Tengah.
Karena korupsi sudah dianggap sebagai Kebiasaan normal di Indonesia Ketika ini, Tak mengherankan para koruptor yang baru keluar penjara langsung tancap gas sebagai timses capres mendatang. Saya tanyakan hal ini kepada Karni Ilyas ketika diundang di acara ILC.
Perbincangan di meja makan sebelum acara dimulai, karena Rocky Gerung menggugat koruptor-koruptor yang baru keluar penjara bukan tiarap, malu, eh malah tampil di televisi dan pasang baliho besar serta disambut bak pahlawan. Saya bertanya kepada Karni apakah mungkin ILC nantinya mengundang koruptor-koruptor itu sebagai pembicara di ILC? Karni memastikan Tak Terdapat mantan napi koruptor yang akan diundang di ILC.
Orde lelet, Orde Baru dan Orde Reformasi
Tiga calon presiden yang diprediksi akan bertarung adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedann. Ganjar mewakili pikiran Soekarno alias Orde lelet. Prabowo adalah mantan menantu Soeharto, mewakili pikiran Orde Baru. Sedangkan Anies adalah mahasiswanya pejuang era Reformasi 98 sehingga mewakili spirit Reformasi. Beban era reformasi, seperti yang dituntut mahasiswa Ketika perjuangan menumbangkan Suharto kala itu adalah demokrasi dan hancurkan korupsi.
Era Soekarno dan Soeharto demokrasi Tak dikenal sama sekali. Pemimpinnya tangan besi. Korupsi merajalela tak Dapat dikritik. Tapi, di era Reformasi era Jokowi ini Rupanya situasi lebih parah. Awalnya, sebelum era Jokowi, memang demokrasi terlalu bebas sehingga mencemaskan. Tapi di sisi lain korupsi diberantas dengan melahirkan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Sebelum Jokowi datang, Sekalian koruptor seperti tikus yang mencuri dengan sembunyi, Ketika ini mereka terang-terangan kembali.
Unsur lainnya tentunya karena budaya korupsi yang terlalu berlebihan Ketika ini. Untung warganet membongkar kemewahan-kemewahan pejabat dan keluarganya yang doyan flexing. Mereka membongkar banyak hal terkait aksi pamer harta banyak pejabat. Budaya korupsi ini berasal dari budaya glamor yang entah bagaimana menjadi tren elite. Padahal 40% rakyat Indonesia menurut Bank Dunia dengan standar Formal meraka, berada di garis kemiskinan.
Anies dan tantangan
NasDem adalah salah satu dari tiga partai pendukung Anies. Dua partai lainnya PKS dan PD adalah parpol oposisi, sehingga selama sepuluh tahun ini mereka Tak banyak dihebohkan oleh isu korupsi. Kecuali korupsi di tingkat daerah.
Dengan Menyantap NasDem Tak takut dalam isu penangkapan Johnny G Plate, spirit pemberantasan korupsi ke depan akan lebih mudah bila Anies memimpin bangsa ini. Karena hanya dari sisi NasDem lah yang mungkin mempengaruhi Anies dalam isu ini. Apalagi pernyataan Surya Paloh yang minta buka-bukaan secara total.
Kembali kepada cita-cita Anies Baswedan yang sesuai dengan spirit Reformasi 98, yakni demokrasi dan hancurkan korupsi. Itu yang sering disinggung Anies sebagai meluruskan kembali arah bangsa. Dengan isu tersebut akan menjadi jalan mulus bagi pembangunan yang mensejahterakan rakyat miskin.
Tetapi, tantangan terhadap Anies begitu besar. Penangkapan petinggi NasDem ini Apabila dibumbui dengan kompetisi politik yang saling menjatuhkan, akan Membikin goncangan besar pada soliditas dan kekuatan pendukung Anies. Oleh karena itu, seluruh kekuatan pendukung Anies, khususnya dalam jajaran elite harus bersumpah bahwa peperangan ini harus diluruskan spiritnya.
Pertama, semangat Kepada sekadar berkuasa harus berganti dengan semangat Kepada menghancurkan korupsi. Misalnya, kontrak-kontrak politik antarpartai pendukung harus memasukkan antara lain cita-cita meningkatkan indeks persepsi korupsi sebesar 20 poin selama berkuasa. Selanjutnya, memberlakukan hukuman Tewas bagi koruptor. Kedua, meminta kepada Surya Paloh membongkar Sekalian catatan korupsi yang dia miliki datanya kepada publik.
Apabila rakyat Serius bahwa Anies dan pendukungnya berjuang total, semangat perjuangan memenangkan Anies akan lebih mudah. Kemenangan yang dihasilkan oleh spirit antikorupsi, tentu akan membuka jalan Kepada menuntaskan anti korupsi selama berkuasa nantinya.
Anies adalah capres Orde Reformasi, orde yang tuntutannya adalah demokrasi dan hancurkan korupsi. Ia tentu mengalami sedikit ganjalan ketika pimpinan partai pendukungnya tersandung kasus korupsi. Rakyat tentu percaya Anies mempunyai spirit antikorupsi yang maha dahsyat.

