Angan-Angan Swasembada Pangan

Dekat setiap rezim sejak masa Orde Baru hingga pascareformasi selalu mengeklaim tercapainya swasembada pangan, terutama beras.

Tetapi, faktanya jauh panggang dari api. Ketergantungan pangan dari luar negeri alias impor pangan wabil Tertentu beras tak pernah putus, bahkan seperti keranjingan, semakin banyak kuantitasnya dari masa ke masa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia Tetap melakukan impor beras cukup besar pada 2024. Secara kumulatif menjelang Presiden Joko Widodo lengser pada Januari Tamat Agustus, Indonesia dibanjiri beras impor.

Total impor beras mencapai 3,05 juta ton, atau senilai US$1,91 miliar. Nomor tersebut meningkat 121,34% Kalau dibandingkan dengan Januari-Agustus 2023 yang sebanyak US$863,62 juta.

Impor pangan, terutama beras, ialah bagian paradoks Indonesia. Tak Terdapat yang memungkiri bahwa Indonesia ialah negeri yang subur. Indonesia berlimpah sumber daya alam. Pengamat Kekuatan Kurtubi pernah menyebutkan kekayaan SDA Indonesia diperkirakan mencapai Rp200 ribu triliun.

Ironisnya, di balik kekayaan Indonesia yang berlimpah ruah, utang luar negeri Maju menggunung sehingga bayi Indonesia yang baru lahir sudah terbebani oleh utang. Jumlah utang luar negeri per Juli 2024 menembus Rp8.502,69 triliun, atau naik Sekeliling Rp57,82 triliun dalam sebulan.

Cek Artikel:  Inggris yang Pancasilais

Meski hidup dari utang, pengelolaan negara Tetap amatiran, Tetap jauh dari prinsip-prinsip pemerintahan yang Bersih, yakni akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi. Politik Tetap menjadi panglima. Padahal, sepatutnya hukum yang menjadi panglima.

Kini Indonesia bertekad menjadi negara maju Demi menyongsong Indonesia emas 2045. Salah satu jalan yang ditempuh ialah Indonesia harus mencapai swasembada pangan.

Hal itu ditegaskan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdana seusai dilantik menjadi Presiden RI pada 20 Oktober Lewat.

Tak mengherankan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran Terdapat menteri koordinator bidang pangan yang dijabat Zulkifli Hasan. Kementerian koordinasi yang dipimpin Ketua Lazim Partai Amanat Nasional itu membawahkan empat kementerian dan dua badan. Zulkifli percaya diri sehingga menargetkan swasembada pangan pada 2027.

Sejurus dengan itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meyakini pada 2025 Indonesia sudah terbebas dari impor beras. Dia menegaskan produksi beras tahun depan Pandai mencapai 32 juta ton.

Cek Artikel:  Omon-Omon

Tak sekadar keyakinan, Amran pun membentuk Brigade Pangan Demi mengegolkan swasembada pangan. Brigade Pangan yang sudah terbentuk di 12 provinsi dan 85 kabupaten itu bertugas mengoptimasi lahan dan mencetak sawah.

Sasaran dari optimasi lahan dan cetak sawah itu terciptanya 2,4 juta hektare lahan baru dalam lima tahun ke depan. Setiap Grup Brigade Pangan itu akan dibina langsung oleh TNI.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) swasembada adalah usaha Demi mencukupi kebutuhan sendiri. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan definisi kemandirian pangan (swasembada pangan).

Kemandirian pangan yang dimaksud Pasal 1 ayat (3) UU No 18 Tahun 2012 ialah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup Tamat di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, Sosok, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

Cita-cita luhur Presiden Prabowo tentang swasembada pangan Pandai menjadi Fakta apabila jalan yang ditempuh Pandai dipertanggungjawabkan secara akademis, hukum, dan etika.

Cek Artikel:  Lembaga Kepresidenan tanpa Undang-Undang

Selama ini proyek swasembada pangan hanya bersifat politis. Kagak sungguh-sungguh membangun ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan. Proyek bersifat pencitraan. Hanya gebyar di awal, selanjutnya melempem dan ujungnya mangkrak.

Coba lihat proyek pencetakan sawah yang dilaksanakan Kementerian BUMN pada 2012-2014 senilai Rp317 miliar akhirnya menjadi pesta pora maling berdasi. Sejumlah pejabat anak buah mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menjadi pesakitan karena diduga Membangun proyek fiktif.

Demikian pula program food estate (lumbung pangan) sejak 2020 Demi mengantisipasi krisis pangan Dunia di lima provinsi hingga Jokowi turun dari singgasana tak Terdapat Pengkajian secara terbuka dari pemerintah.

Bahkan, yang mengemuka dari proyek strategis nasional itu ialah sejumlah kemudaratan, seperti terganggunya ekosistem gambut, deforestasi, ancaman keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan, seperti hasil Penyelidikan Greenpeace.

Program swasembada pangan harus direncanakan dengan matang. Jangan sekadar kerja, kerja, kerja, tapi secara konseptual, yuridis, sosiologis, dan filosofis kering.

Benjamin Franklin, negarawan AS, mewanti-wanti pentingnya sebuah persiapan. “Kalau Anda gagal merencanakan, Anda sedang merencanakan kegagalan,” ujarnya. Tabik!

Mungkin Anda Menyukai