Adiksi Pornografi

ANAK bangsa ini rupanya Lagi suka yang porno-porno. Yang jorok-jorok. Meski politik sedang menghangat, kendati rakyat mumet memikirkan beban hidup kian berat, sebagian kalangan tetap saja memanjakan syahwat.

Belum Lamban ruang publik dihebohkan dengan ditangkapnya Dea. Dia adalah kreator konten porno di OnlyFans, sama seperti Siskaee yang lebih dulu berurusan dengan hukum. Dalam wawancara di sebuah podcast, Dea OnlyFans mengaku Dapat meraup puluhan juta rupiah per bulan dari jualan gambar dan video porno dirinya. “Tapi Enggak Tiba Rp90 juta,” kata dia.

Puluhan juta kendati tak Tiba Rp90 juta. Artinya, konten porno adalah komoditas terlarang dengan profit menjanjikan. Jualan fantasi kiranya tak kalah menggiurkan daripada dagang minyak goreng dengan sistem mafia Begitu ini. Peminatnya banyak, barang susah didapat, harganya mahal.

Salah satu peminat fantasi yang ditawarkan Dea OnlyFans ialah komika Marshel Widianto. Tak tanggung-tanggung, kata polisi, dia memborong 1 Google Drive berisi 76 video dan foto porno Dea. Marshel sudah diperiksa sebagai saksi. Dia mengaku salah. Dia meminta Ampun.

Penikmat lain dari sensasi pornografi ialah seseorang yang diduga kuat Member DPR. Sosoknya beredar lewat rekaman yang tersebar luas di media sosial belakangan ini. Rekaman pada Begitu pria berjas itu sedang menonton konten porno di layar smartphone miliknya di tengah rapat.

Cek Artikel:  Si Orang Toksik

Dalam video berdurasi 15 detik itu terdengar Bunyi seorang Perempuan menanyakan soal vaksinasi. “Karena kalau kita lihat dengan laju suntikan yang seperti apa gitu. Karena ini laju vaksinasinya itu kurang dari 500 ribu. Apa betul, Pak?” ucapnya.

Rapat itu diyakini membahas vaksinasi covid-19. Tuan rumahnya sangat mungkin Komisi IX DPR. Pria yang menonton video porno adalah peserta rapat. Belum diketahui siapa dia. Kasusnya sedang diselidiki pimpinan DPR maupun Mahkamah Kehormatan Dewan.

Kalau Betul penonton video porno di Begitu rapat tersebut Member DPR, sungguh keterlaluan dia. Dia makin meneguhkan adanya dekadensi moral di Senayan.

Meski katanya terhormat, Member dewan tak steril dari perilaku cela. Mereka Malah kerap melakukan tindakan tak terhormat. Termasuk menonton video esek-esek di tengah rapat.

Rumah rakyat di Senayan pun pernah dinodai perbuatan serupa. Pada 2011, pewarta foto harian ini, M Irfan, memergoki Member Fraksi PKS Arifinto sedang memilih video porno dalam komputer tabletnya di Perhimpunan terhormat, di sidang paripurna. Media Indonesia Mempunyai 60 frame visual dan menampilkannya sebagian di halaman depan. Senayan geger. Publik heboh. Kelakuan jorok itu menjadi aib dewan hingga kini.

Penulis Kitab The Drugs of The Millenium, dr Mark Kastelmen, melabeli pornografi sebagai visual kokain atau narkoba lewat mata. Keduanya sama-sama barang laknat, sama-sama jahat.

Cek Artikel:  Pemilu 2024 Berbiaya Selangit

Kita Seluruh Paham, narkoba adalah biang kerusakan. Tetapi, kita belum sepenuhnya Paham, kerusakan pada otak akibat pornografi lebih dahsyat ketimbang kerusakan otak akibat narkotika.

Seperti narkoba, pornografi juga tak Menyantap identitas. Siapa pun dia, dari mana pun asalnya, adalah bidikan. Kelas paling atas Tiba kelas paling Dasar Dapat menjadi korban. Anak kecil juga Dapat. Survei terkini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak malah menyebutkan 66,6% anak Lelaki dan 62,3% anak Perempuan di Indonesia menyaksikan pornografi melalui media daring. Mengerikan, bukan?

Apalagi di Era sekarang, Era ketika teknologi dapat dinikmati siapa saja dengan gampang. Di mana pun, Bilaman pun, orang Dapat membuka konten porno. Tentu saja asal Eksis pulsa atau kuota dan jaringan internetnya. Meski kini tak semudah dulu ketika pemerintah belum memblokir 1 juta lebih situs jorok.

Seperti narkoba, pornografi Dapat Membikin orang lupa segalanya. Begitu libido meninggi, mereka tak kenal tempat, tak kenal waktu Kepada menikmati. Di gedung dewan yang semestinya menjadi etalase kehormatan pun jadi. Tak Acuh meski kelakuannya mengonfirmasi kemunduran moral yang luar Lumrah.

Cek Artikel:  Paradoks Cile

Itulah salah satu Tanda adiksi pornografi. Kiranya seseorang yang diduga Member dewan itu sudah kecanduan pula. Sudah sakau dia sehingga rapat Krusial pun tak dipedulikannya. Yang Krusial nafsunya terpenuhi, terlampiaskan.

Menonton konten porno tidaklah Berkualitas. Setiap Religi mengharamkan. Kebiasaan dan moral melarangnya. Terlebih buat seorang pejabat yang semestinya menjadi Teladan bagi rakyat bagaimana meninggikan Kebiasaan dan moral.

Pejabat yang kecanduan pornografi juga berbahaya. Asal Mula, dia akan mengabaikan tanggung jawab yang lain, termasuk tanggung jawab kepublikan. Seseorang yang diduga Member DPR itu contohnya. Dia bodo amat dengan rapat membahas nasib rakyat demi menikmati video bokep.

Spesialis bedah otak dari Amerika Perkumpulan, Donald Hilton Jr, bilang pornografi sesungguhnya merupakan penyakit karena mengubah struktur dan fungsi otak. Bagian yang paling dirusak ialah prefrontal cortex yang menyebabkan seseorang Enggak Dapat Membikin perencanaan serta mengendalikan hawa nafsu dan emosi. Juga tak Dapat mengambil keputusan dan berbagi peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Bagian inilah yang membedakan antara Sosok dan binatang.

Amit-amit jabang bayi rakyat punya wakil yang otaknya rusak karena doyan nonton video porno. Orang seperti itu tak layak mewakili rakyat. Dia harus ditendang keluar dari rumah rakyat.

Mungkin Anda Menyukai