Perkara Izin Berujung Maut, Ini Motif Pembacokan di Sampang

Liputanindo.id – Polda Jawa Timur mengungkap fakta tragedi pembacokan yang menewaskan satu korban saksi Pilkada Sampang, di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, pada Minggu (17/11/2024). 

Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol M Farman, mengatakan permasalahan ini bermula Ketika Calon Bupati Sampang nomor urut 2, Slamet Junaidi, hendak berkunjung ke pemilik Padepokan Babussalam, Adalah Kiai Mualif pada Minggu (17/11/2024) Lewat.

“Selanjutnya Kiai Mualif meminta Asrofi Buat mengumpulkan jamaah dzikir Buat menyambut kedatangan H. Slamet Junaidi,” kata Farman di Mapolda Jatim, Kamis (21/11/2034).

Farman menjelaskan kedatangan Junaidi yang mendadak itu diketahui oleh Kiai Hamduddin, Adalah tokoh di desa tersebut dan menimbulkan ketidak senangan.

Cek Artikel:  Bikin Kanal Hoaks Pilkada 2024, Kominfo Sebut Agar Proses Demokrasi Berjalan Fasih

“Karena Kiai Hamduddin merasa lebih Sepuh Tak izin atas kedatangan rombongan Slamet Junaidi ke padepokan Kiai Mualif,” ucapnya.

Kemudian, Kiai Hamduddin dan sejumlah orang melakukan blokade jalan menggunakan mobil Kijang LGX dan potongan kayu Buat menghalangi akses keluar jalan dari padepokan Punya Kiai Mualif.

Atas blokade tersebut, terjadi cekcok antara Golongan Kiai Mualif, korban Jimmy Sugito sebagai saksi dari Calon Bupati Slamet Junaidi, Muadi dan beberapa orang lainnya dengan massa dari Kiai Hamduddin Buat membuka pemblokiran jalan tersebut.

Akan tetapi, Kiai Hamduddin menolak dan menyuruh rombongan Junaidi keluar lewat jalur lain. Muadi pun mengucapkan kata soal carok atau istilah yang digunakan Buat pembunuhan yang dilakukan masyarakat Madura. 

Cek Artikel:  Buaya Muara Kembali Muncul di Tepi Sungai Kelurahan Gebang Sidoarjo

“Muadi menyampaikan kepada massa penghadang dengan kata-kata ‘Mon Acarok Gih Degik Yeh’ (kalau mau carok nanti saja), kemudian rombongan Slamet Junaidi meninggalkan Letak melalui jalur lain karena Memperhatikan Terdapat rombongan massa bergerak dari rumah Kiai Hamduddin,” kata Farman.

Setelah rombongan Junaidi meninggalkan Letak, terjadi percekcokan lanjutan antara jemaah Kiai Mualif, Asrofi, dengan Kiai Hamduddin karena merasa tersinggung yang telah mengumpulkan massa santri tanpa izin Buat menyambut Junaidi.

Lebih lanjut, Farman pun membeberkan cekcok antara Asrofi dengan Kiai Hamduddin. Setelah cekcok yang panjang, muncul isu yang menyebutkan bahwa Kiai Hamduddin dipukul sehingga menimbulkan kemarahan.

“Dihembuskan isu bahwa telah terjadi pemukulan terhadap Kiai Hamduddin yang kemudian Membangun massa marah dan menyerang korban Jimmy,” terangnya.

Cek Artikel:  Baleg Targetkan Revisi UU Wantimpres Rampung Sebelum Pelantikan Prabowo

Akhirnya, carok massal pun terjadi. Tiga tersangka itu membacok Jimmy menggunakan celurit.

“Berakibat meninggalnya korban pada Ketika mendapatkan perawatan medis di RSUD Ketapang, Kabupaten Sampang,” ujarnya.

Atas peristiwa itu, ketiga tersangka ini dijerat dengan Pasal 170 ayat 2 ke-3e KUHP tentang kekerasan yang mengakibatkan Kematian. Ketika ini, tiga tersangka itu telah ditahan di Rutan Polda Jatim dan terancam 10 tahun penjara.

Mungkin Anda Menyukai