PROFESI keperawatan turut berperan Krusial dalam mendukung profesionalisme pelayanan kesehatan di era digital. Nilai-nilai kepedulian menjadi hal inti dari profesi keperawatan yang harus tetap dijaga meskipun teknologi Lanjut berkembang.
“Perawatan bukan hanya tentang Mekanisme medis, tetapi juga tentang memberikan motivasi dan nilai moral yang terkandung dalam profesi keperawatan,” ujar akademisi dari Universitas St Paul, Filipina, Maria Elizabeth Coronel Baua yang menjadi pembicara pada The 2nd International Conference on Health Sciences (ICHS) 2024.
“Di era digital ini, kita harus berkomitmen Buat mempertahankan nilai kemanusiaan di tengah pesatnya perkembangan teknologi,” sambungnya.
ICHS 2024 adalah konferensi Global kedua yang bertujuan memperkuat kolaborasi antar peneliti di bidang ilmu kesehatan, khususnya dari luar negeri.
Konferensi ini juga memberikan kesempatan kepada para peneliti Buat mempublikasikan karya ilmiah mereka di jurnal Global terkemuka. Tujuannya Buat menyebarluaskan hasil penelitian kepada komunitas ilmiah Mendunia, serta memperluas jangkauan dan pengaruh penelitian.
Hal serupa disampaikan Direktur Primer BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menekankan pentingnya profesi keperawatan terutama di tengah era digitalisasi yang semakin berkembang.
“Konferensi ini sangat Krusial Buat mendalami pengembangan ilmu keperawatan sekaligus mendukung upaya peningkatan perawatan pasien secara lebih efektif dan holistik,” terang Ali.
ICHS 2024 yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Nasional (Unas) ini mengusung tema Manajemen Perawatan Luka dan Terapi Komplementer dalam Kesehatan Holistik di Kawasan Asia.
Selain Maria Elizabeth Coronel Baua dan Ali Ghufron Mukti, ICHS 2024 menghadirkan pembicara terkemuka lainnya di bidang kesehatan yakni Prof Farida Mohd Said (Departemen Program Keperawatan Universitas Lincoln, Malaysia), Vildan Cakar (Departemen Keperawatan Universitas Medipol Istanbul, Turki), dan Prof Sophen Chunuan (Universitas Prince of Songkla, Thailand Associate).
Ketua Panitia ICHS 2024, Ns Naziyah menyampaikan tema konferensi ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Asia yang makin mendambakan pelayanan kesehatan holistik.
Perawatan luka dan terapi komplementer menjadi bagian yang sangat Krusial dalam penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama yang dikembangkan Fakultas Ilmu Kesehatan Unas.
“Konferensi ini merupakan bagian dari perayaan Dies Natalis ke-75 Unas dan sejalan dengan visi misi Fakultas Ilmu Kesehatan. Kami berharap konferensi ini Kagak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga dapat memperkaya pengetahuan dan memberikan wawasan baru yang Berfaedah Buat kemajuan ilmu kesehatan di kawasan Asia,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Dekan Fikes Unas Prof Retno Widowati memaparkan materi mengenai manfaat madu sebagai agen topikal penyembuhan luka. Menurutnya, madu Mempunyai kandungan antibakteri yang bermanfaat dalam mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka, yang sudah digunakan sejak Era Mesir Antik, Yunani, dan Roma.
Ia berharap konferensi ini jadi platform pertukaran ilmu pengetahuan yang kaya dan memperkuat jaringan kerja sama Global di bidang kesehatan.
“Melalui acara ini, tak hanya Terdapat pertukaran pengetahuan, tetapi juga kesempatan memperkuat Interaksi akademis lintas negara, yang akhirnya dapat membawa Pengaruh positif bagi dunia kesehatan, khususnya di Asia,” ujarnya.
“Konferensi ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan dan wawasan mendalam serta menginspirasi peserta Buat Lanjut mengembangkan Hasil karya dan kolaborasi dalam dunia kesehatan, khususnya dalam perawatan luka dan terapi komplementer,” tutupnya. (H-2)