Kaum Israel Geruduk Rumah Netanyahu, Desak Pemilu dan Pembebasan Sandera Segera

Liputanindo.id – Ribuan Kaum Israel melakukan demo terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas perang di Gaza. Demo ini juga dilakukan lantaran Netanyahu dinilai gagal melaukan perundingan pembebasan sejumlah sandera yang Tetap ditahan di Area Palestina.

Protes terhadap Langkah Netanyahu menangani perang melawan Agresif Hamas ini semakin meningkat. Puluhan ribu orang turun ke jalan di kota terbesar Israel, Tel Aviv setiap akhir pekan.

“Setiap tindakan yang dia lakukan mengarah pada kehancuran Israel. Dia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada 7 Oktober,” kata pensiunan insinyur sipil Moshe Sandarovich, dikutip AFP, Selasa (18/6/2024).

Para pengunjuk rasa melakukan perjalanan ke Yarusalem Demi melakukan demo di luar parlemen Israel dan kediaman Netanyahu, Senin (17/6). Para pendemo mendesak diadakannya pemilu baru segara hingga menyebabkan bentrok dengan polisi.

Cek Artikel:  Korea Selatan Tekan Perjanjian Berbasis Nuklir dengan Amerika Perkumpulan

“Sekarang dia menghancurkan segalanya. Bahkan Apabila Terdapat perang sekarang, setiap hari perang yang terjadi bersamanya adalah hari yang lebih Enggak baik,” ujar Moshe.

Berbekal genderang, terompet dan plakat yang menyerukan pemilu baru, ribuan pengunjuk rasa, Uzur dan muda, menyerukan gencatan senjata Demi memulangkan sandera Gaza yang tersisa.

Setelah para aktivis berpidato di depan massa, para pengunjuk rasa berteriak, “Semuanya! Sekarang!” Demi menyerukan pengembalian sandera sepenuhnya, sebelum mengheningkan cipta bagi mereka yang tersisa di Area yang dikuasai Hamas.

Para pendemo di Yerusalem mengenakan kaos bertuliskan slogan-slogan termasuk ‘hentikan perang’ dan ‘kita Sekalian diciptakan setara’. Beberapa pihak di Yerusalem mengatakan sudah waktunya Demi mengakhiri perang Gaza dan berharap kesetaraan akan diprioritaskan oleh para politisi di negara tersebut.

Cek Artikel:  AS Tolak Gagasan Pindah Massal Anggota Tepi Barat

“Setelah 75 tahun negara ini berdiri dan delapan bulan perang, perpecahan yang terjadi Enggak seimbang. Ini harus diubah,” kata Kfir Roffe, seorang pengunjuk rasa berusia 50 tahun.

“Kita harus setara, umat Muslim, Kristen, dan Sekalian orang di Israel harus bersatu,” sambungnya.

Berdasarkan keterangan polisi Israel, sembilan orang ditangkap, beberapa di antaranya terkait dengan kekerasan yang menyebabkan petugas polisi terluka ringan.

Mungkin Anda Menyukai