Jalan Kunci Investasi

SATU Info gembira di tengah tumpukan kisah murung dan pesimisme serupa oasis pelepas dahaga. Lebih-lebih Tengah bila Info gembira itu datang berkali-kali. Rasanya Niscaya seperti hujan deras bagi tanaman padi yang meranggas.

Seperti itulah Info Bagus soal realisasi investasi di negeri ini. Dalam dua tahun terakhir, di tengah gempuran mahadahsyat pandemi covid-19 dan krisis tambahan akibat serangan Rusia ke Ukraina, realisasi investasi kita Maju tumbuh positif. Ia mencatatkan rekor pertumbuhan dalam lima tahun berturut-turut.

Saya Bukan heran Kalau Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia kerap menyitir tiga kalimat penyemangat Demi menjalankan pekerjaannya. Rupanya kalimat-kalimat itulah yang menjadi salah satu daya dorong dan ‘bahan bakar’ cespleng demi Membikin kinerja institusi yang mengurusi investasi itu Maju kinclong.

Kalimat pertama, ‘Percaya usaha Tiba’. Dorongan yang memantik kekuatan keyakinan dan ikhtiar keras demi hasil maksimal itu ia nukil dari Slogan organisasi yang pernah Bung Menteri ikuti, yakni Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI. Bahlil pernah menjadi bendahara Standar di organisasi kemahasiswaan berumur 75 tahun itu.

Kalimat kedua, ‘hasil Bukan akan mengkhianati proses’ (meski banyak orang kerap terbalik mengutip kalimat yang amat Terkenal itu). Kalimat ini juga banyak dipakai orang-orang sebagai Infus penyemangat dengan Metode ditempel di dinding Bilik, di meja kantor, atau ditulis dalam Berbagai Jenis status di media sosial.

Kalimat ketiga ia ambil dari pesan Krusial mantan Menteri Luar Negeri Amerika Perkumpulan Colin Powell. Kata Colin Powell: sebuah mimpi Bukan menjadi Realita melalui sihir. Itu membutuhkan keringat, tekad, dan kerja keras.

Cek Artikel:  Humanisme Kejaksaan

Meskipun berbeda narasi, tiga kalimat itu senapas.

Menteri Bahlil pun menjadikan kalimat-kalimat itu sebagai ‘amalan’. Maka, hingga Begitu ini, statistik menggambarkan bahwa kombinasi antara keyakinan, ikhtiar keras, dan Metode cerdas itu menampakkan hasil Jernih. Catatan Badan Pusat Statistik yang dirilis pekan Lampau menunjukkan bahwa realisasi investasi sepanjang Januari-Juni 2022 ini (selama satu semester) mencapai Rp584,6 triliun.

Capaian itu berarti tumbuh 32% bila dibandingkan dengan realisasi investasi di periode yang sama tahun 2021 Lampau. Dengan Nomor seperti itu, artinya Kementerian Investasi/BKPM telah mengumpulkan realisasi investasi Sekeliling 50% dari total Sasaran investasi tahun ini yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebesar Rp1.200 triliun.

Secara rinci, realisasi investasi berdasarkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) di sepanjang Januari-Juni 2022 ialah Rp274,2 triliun PMDN dan Rp310,4 triliun PMA. Fakta itu menggambarkan bahwa investasi asing kian mengalir deras ke Tanah Air. Itu berarti pula tabungan kepercayaan kepada Indonesia kian bertambah.

Hal lain yang juga menggembirakan, berdasarkan Area, realisasi investasi di luar Jawa lebih besar, mencapai Rp305,8 triliun atau 52,3%. Adapun di Pulau Jawa mencapai Rp278,8 triliun atau 47,7%. Ini berarti penyebaran kantong-kantong investasi kian merata sebagai salah satu Akibat ikutan dari makin membaiknya infrastruktur dan iklim usaha di luar Jawa (pekerjaan rumah beberapa Dasa warsa yang mulai Dapat dituntaskan dalam sewindu terakhir).

Cek Artikel:  Amplop Merah di Rumah Ibadah

Realisasi investasi di semester I 2022 ini juga Bisa menyerap ratusan ribu tenaga kerja. Berdasarkan hitung-hitungan BPS, capaian realisasi investasi yang nyaris Rp600 triliun itu sanggup menyerap tenaga kerja Dekat 600 ribu orang. Ini Jernih menggembirakan. Karena, biasanya, realisasi investasi di paruh tahun baru Dapat menyerap 500 ribuan tenaga kerja.

Dengan Berbagai Jenis capaian itu, bolehlah kiranya Membikin kita sedikit berbangga. Terutama Dapat bernapas lega dari kejaran Vietnam, yang dalam lima tahun terakhir Maju mendekati kita sebagai negara pendulang investasi asing langsung. Vietnam masuk 20 besar negara tuan rumah terbaik Demi investasi asing pertama kalinya pada 2020.

Dengan arus Doku yang masuk mencapai US$16 miliar atau setara Rp240 triliun pada 2020, Vietnam Bisa naik lima peringkat dalam daftar negara ramah investasi berdasarkan laporan UN Conference on Trade and Development (UNCTAD) World Investment Report 2021. Ia persis satu peringkat di Rendah Indonesia.

Mujur, Indonesia berbenah. Kata Bahlil dalam berbagai kesempatan, “Pola pikir BKPM sebagai bos mesti diubah total. BKPM itu pelayan, bukan bos. Ia mesti melayani, bukan minta diservis. Itu yang dilakukan Vietnam sehingga mereka Dekat menyalip kita.”

Sejak pandemi, para pelaku usaha melakukan penyesuaian, Bagus berupa penundaan maupun penghentian produksi sementara waktu. Di Begitu itulah, mental melayani digenjot. Pemerintah melakukan berbagai upaya Demi membantu para pelaku usaha, termasuk investor, agar tetap bertahan. Hasilnya, setelah pandemi mulai terkendali, arus investasi mengalir deras.

Cek Artikel:  Pangan Kembali Kembali-Kembali Pangan

Bila konsistensi dijaga, kita layak optimistis apa yang dihasilkan dalam beberapa tahun terakhir ini dapat menjadi tonggak pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2030-2045. Apalagi, Indonesia punya modal berharga. Pertama, rekor masuknya mobil listrik yang diproduksi oleh Hyundai Motor ke Indonesia pada Maret Lampau. Kedua, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang Mempunyai pabrik baterai mobil.

Industri baterai merupakan industri yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia 20 tahun bahkan 50 tahun mendatang. Sama halnya dengan investasi Samsung di Vietnam, yang Bisa menopang pertumbuhan ekonomi negara itu hingga Begitu ini.

Selain menjaga konsistensi, kini tinggal sedikit pekerjaan yang mesti dibereskan demi Maju mendongkrak realisasi investasi. Pertama, stabilitas penanganan pandemi covid-19. Pemerintah harus memastikan penyebaran covid-19 Kukuh di Nomor yang sangat rendah sehingga Indonesia semakin dekat Demi mencapai herd immunity.

PR kedua, implementasi UU Cipta Kerja, termasuk legitimasi keberlakuan beleid tersebut. Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, pemerintah Serempak DPR diperintahkan melakukan perbaikan dalam jangka waktu paling lelet dua tahun. Kalau dalam tenggang waktu tersebut Bukan dilakukan perbaikan, UU Cipta kerja dinyatakan inkonstitusional permanen. Ini Sebaiknya Bukan akan menjadi kendala besar bila pemerintah dan DPR menyelesaikan poin-poin seperti yang diminta MK. Bagi saya, itulah jalan kunci menggenjot realisasi investasi.

Mungkin Anda Menyukai