King Maker, Mega atau Jokowi


POLITIK tarik-ulur sedang menjadi suguhan publik hari-hari belakangan ini dengan Presiden Joko Widodo sebagai pelakon utamanya. Terdapat kalanya ia merapat ke PDI Perjuangan dan berperan sebagai petugas partai yang tegak lurus mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024.

Bukan jarang pula ia menunjukkan sikap condong ke Prabowo Subianto, Ketua Lumrah Partai Gerindra yang masuk nominasi calon presiden pilihan Musyarawah Rakyat (Musra)–ajang yang diinisiasi sejumlah organisasi relawan dalam mencari penerus Jokowi pasca-2024.

Kali ini, sikap condong ke Prabowo ditunjukkan dengan hanya mengundang sang Menteri Pertahanan makan siang Serempak di Istana Bogor, Minggu (18/6). Prabowo kemudian mengunggah momen spesial itu ke akun Instagram pribadinya pada Minggu malam dan menjadi konsumsi publik.

Cek Artikel:  Nestapa Yahukimo

Harus kita katakan bahwa itu memang momen spesial. Spesial karena hanya Prabowo satu-satunya pembantu Presiden yang diundang Demi makan siang Serempak di Istana Bogor. Bukan Terdapat menteri lain tampak di acara tersebut.

Menjadi semakin spesial karena Lagi di hari yang sama Prabowo memuji habis-habisan Jokowi. Pujian setinggi langit itu ia sampaikan secara daring dalam acara Konsolidasi Akbar Pengurus dan Kader Partai Gerindra Jakarta Barat di Lapangan Stadion Kebon Jeruk.

“Saya Tentu komitmen beliau kepada kepentingan rakyat Indonesia. Saya Tentu komitmen beliau kepada kebangsaan Indonesia,” puji Prabowo. Absah-Absah saja Kalau publik lantas menilai pujian itu bak penanda Prabowo sejatinya anak ideologis Jokowi dan punya posisi mulia di Gerindra.

Cek Artikel:  Orkestrasi Koalisi Versi Jokowi

Itu yang sepertinya Bukan didapatkan Jokowi di PDIP. Jika berstatus Kepala Negara, orang nomor 1 di Indonesia, ia hanyalah petugas partai yang muskil menarik garis kebijakan di internal ketika hak veto berada di tangan Ketua Lumrah PDIP Megawati Soekarnoputri.

Suka Bukan suka, kita harus katakan bahwa di mata publik kesan yang tampak ialah tubuh Jokowi Terdapat di Ganjar, tetapi hatinya tertambat Serempak Prabowo. Jokowi tentu Bukan Dapat secara frontal melawan Megawati yang sudah mengusungnya sebagai presiden selama dua periode.

Oleh karena itu, ia mesti bermain Ayu, lewat politik tarik-ulur demi menjadikan Prabowo ‘si anak ideologis’ menduduki kursi RI-1. Tengah-Tengah sulit Demi publik Bukan Berbicara bahwa Jokowi Maju memainkan peranan dialah king maker, bukan Megawati.

Cek Artikel:  Buktikan Cawapres bukan Ban Serep

Mungkin Anda Menyukai