Kode-Kode Jokowi

DI antara sekian banyak pemain politik di Republik ini, kiranya Eksis empat politikus yang sedang Bimbang. Di antara 270 juta penduduk negeri ini, barangkali Eksis empat orang yang Lanjut berharap-harap cemas.

Keempat orang politikus itu bolehlah kita sebut Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, dan Airlangga Hartarto. Mereka Bimbang, harap-harap cemas, karena menunggu kepastian sikap Joko Widodo. Sikap bukan sembarang sikap karena terkait dengan kesempatan mereka Demi berkompetisi di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Jokowi memang tak Pandai Kembali berkontestasi. Dia sudah dua periode menjadi presiden. Konstitusi yang direvisi sebagai amanah reformasi Jernih dan tegas menggariskan, presiden hanya boleh berkuasa maksimal dua kali masa jabatan. Tak boleh lebih barang semenit pun.

Tetapi, suka Tak suka mesti diamini, posisi Jokowi Lagi tinggi. Jokowi memang tak Pandai Kembali menjadi orang nomor satu, tetapi dia punya kekuatan besar Demi mengkreasi pengganti dirinya. Istilah kerennya king maker.

Dalam Pilpres 2019, Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin meraup 85.607.362 atau 55,50% Bunyi. Jumlah itu banyak, sangat banyak. Hasil sigi sejumlah lembaga survei juga menunjukkan, Apabila Lagi Pandai maju di Pilpres 2024, Jokowi paling berpeluang menang. Elektabilitasnya Lagi yang terdepan kendati tingkat kepuasan publik terhadapnya menurun.

Cek Artikel:  Dua Keteladanan

Karena itu, wajar, sangat wajar, Apabila restu Jokowi sangat dinanti.

Dukungannya amat ditunggu, dan mereka yang tengah menunggu restu dan dukungan itu utamanya ialah Prabowo, Ganjar, Puan, dan Airlangga. Meski bukan satu-satunya, Unsur Jokowi ikut menentukan jadi tidaknya mereka nyalon atau menang kalahnya di pilpres. Tak mengherankan Apabila mereka sering caper, cari perhatian, kepada Jokowi.

Prabowo yang menjabat Menteri Pertahanan berulang kali memuji setinggi langit eks rivalnya di Pilpres 2014 dan 2019 itu. “Saya jadi saksi, saya lihat beliau salah satu pimpinan Indonesia yang paling keras kerjanya,” begitu salah satu sanjungan Prabowo kepada Jokowi.

Pun dengan Ganjar. ‘Salah satu yang Membikin saya dan mungkin yang lainnya Tak merasa kikuk atau berjarak dengan Presiden @jokowi adalah penampilan beliau yang sederhana. Penampilan seperti kita-kita ini. Kemeja putih, celana hitam. Ibu Iriana juga demikian. Betul-Betul santai’, cicitnya suatu kala. “Tetapi, kalau soal kerja, wah, jangan ditanya. Penginnya gas Lanjut,” kata Ganjar.

Airlangga setali tiga Duit. Barangkali yang tak terlalu sering memuji Jokowi hanya Puan.

Absah-Absah saja mereka menebar daya pikat. Boleh-boleh saja mereka merayu Jokowi dengan Variasi kiat. Pertanyaannya, siapa yang akan direstui dan didukung Jokowi? Itulah yang jadi soal.

Cek Artikel:  Selamat Tinggal Cebong-Kampret

Hingga kini, Jokowi belum menjatuhkan pilihan hatinya. Dia Lagi sekadar menyalakan sinyal, baru sebatas memberikan kode. Itu pun Lagi samar, malah berubah-ubah. Pada Rakernas V Pro Jokowi (Projo) di Borobudur, Magelang, 21 Mei 2022, sinyal dan kode dukungan diarahkan Demi Ganjar.

“Urusan politik? Ojo kesusu sik. Jangan tergesa-gesa,” kata Jokowi ketika itu. Lampau disambung, “Meskipun..meskipun mungkin yang kita dukung Eksis di sini.” Ganjar hadir di acara itu. Kata ‘kita’ yang diucapkan Jokowi berarti termasuk dirinya. Apakah itu berarti Jokowi mendukung Ganjar? Bolehlah hati Ganjar berbunga-Merekah. Tak Sekadar sekali Jokowi memberikan kode yang dipersepsikan sebagai dukungan Demi Ganjar.

Persoalannya, sinyal dukungan dihidupkan pula buat Prabowo, Puan, dan Airlangga. Tak Sekadar sekali, juga berulang kali. Bahkan, baru-baru ini Jokowi menyebut Pilpres 2024 jatah Prabowo. Kode keras itu disampaikan Jokowi di HUT Perindo, Senin (7/11). “Saya ini dua kali wali kota di Solo menang, kemudian ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian, dua kali di pemilu presiden juga menang. Minta Ampun, Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” ujar Jokowi. Kali ini, bolehlah Prabowo yang bungah.

Akan tetapi, sekali Kembali, Sekalian itu baru isyarat. Dia boleh jadi Mau menyenangkan Sekalian orang. Karena itu, kiranya Prabowo, Ganjar, Puan, dan Airlangga tak perlu terlalu ge er, gede rasa, ketika mendapat kode dari Jokowi. Ge er Tak selamanya Berkualitas. Lebih Berkualitas Lumrah saja.

Cek Artikel:  Kecemasan yang Merambak

Mereka tak perlu pula baper, bawa perasaan, ketika sinyal dukungan diberikan Jokowi Demi yang lain. Baper Pandai berdampak negatif, hanya buang-buang waktu, gampang berprasangka Tak baik, dan Pandai makan hati. Hati ayam sih Nikmat, tapi kalau hati sendiri siapa yang doyan?

Demi Pak Jokowi, dukungan Bapak memang akan sangat berarti. Tetapi, apakah Tak lebih Berkualitas Bapak memberikan restu kepada Sekalian kandidat, bahkan Anies Baswedan sekalipun? Sebagai presiden, bersikap Independen lebih elok, lebih arif, dan lebih terhormat.

SBY pernah mencontohkan hal itu di Pilpres 2014. Dia tak mendukung Prabowo atau Jokowi, kendati partainya, Partai Demokrat, mengusung Prabowo-Hatta Rajasa. Dia Mau mengantarkan transisi kekuasaan sedemokratis dan sedamai mungkin.

Perbedaan antara politikus dan negarawan ialah politikus hanya memikirkan pemilihan Lumrah, sedangkan negarawan memikirkan generasi akan datang. Begitu penulis Amerika James Freeman Clarke bilang, “Saya Tak Mengerti apakah Pak Jokowi Mau mengakhiri kepemimpinannya sebagai politikus atau negarawan.”

Mungkin Anda Menyukai