Menlu Retno Soal “Pensiun” dari Jabatan Menlu, Akui Tak Jauh dari Diplomasi

Liputanindo.id – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berencana Enggak akan lepas dari aktivitas diplomasi setelah “pensiun” dari jabatan tertinggi di Kementerian Luar Negeri.

“Darah saya kan darah diplomat. Menjadi diplomat adalah satu-satunya pekerjaan yang sudah saya jalani Nyaris 40 tahun. Jadi saya kira apapun kegiatan yang saya lakukan Enggak akan jauh-jauh, kalau toh Tetap Terdapat kegiatan,” kata Menlu Retno Marsudi di Beijing dikutip dari Antara, Sabtu (24/8/2024).

Retno menyampaikan hal tersebut dalam wawancara seusai Berjumpa dengan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan Komisi Berbarengan Kerja Sama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation atau JCBC) ke-5 di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing.

“Tapi saya Tentu (setelah Enggak menjabat sebagai menlu), Tetap Terdapat kegiatan, Enggak jauh-jauh dari situ, tapi ya kita menikmatilah pensiun. Saya sudah Nyaris 40 tahun bekerja. Saatnya menikmati hidup,” tambah Retno.

Cek Artikel:  Menhub Budi Karya Niscayakan Bali International Airshow 2024 Kagak Mengganggu Penerbangan

Satu hal Niscaya yang akan ia lakukan adalah menikmati waktu dengan keluarga.

“Setelah pensiun ya momong cucu, ha ha ha. Momong cucu indah,” ungkap Retno Sembari tertawa.

Retno diketahui sudah Mempunyai empat orang cucu. Cucu terakhirnya Mangkubumi Rajasatya Marsudi baru lahir pada 12 Juli 2024 Lampau.

Retno L. P. Marsudi adalah diplomat Perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia. Ia dilantik pada 27 Oktober 2014.

Perempuan Natalis Semarang, 27 November 1962. Retno menikah dengan Agus Marsudi, seorang arsitek.

Mereka dikaruniai dua putra, Adalah Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi, yang keduanya juga telah berkeluarga.

Retno Marsudi mendapatkan gelar sarjana dari jurusan Ilmu Rekanan Dunia Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1985. Ia juga menempuh pendidikan di Haagse Hogeschool, Den Haag, Belanda, serta di Universitas Oslo, Norwegia.

Cek Artikel:  KKP Bagi-bagi4 Ton Ikan ke Masyarakat Batam

Sejak bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada 1986 ia telah bertugas di berbagai pos antara lain penempatan di KBRI Canberra, Australia (1990-1994); penempatan di KBRI Den Haag, Belanda (1997-2001), dan Direktur Kerja Sama Intra dan Antar Regional Amerika dan Eropa (2001-2003).

Seterusnya Direktur Eropa Barat (2003-2005); Duta Besar Republik Indonesia Kepada Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia (2005-2008); Direktur Jenderal Amerika dan Eropa (2008-2012); Duta Besar Republik Indonesia Kepada Kerajaan Belanda (2012-2014) hingga menjadi Menteri Luar Negeri pada Oktober 2014 hingga Demi ini.

Selama berkarir sebagai diplomat, Retno juga mendapat Berbagai Ragam penghargaan Berkualitas dari dalam maupun luar negeri

Penghargaan dari dalam negeri antara lain “People of the Year Award” dari Liputanindo (18 November 2020), “KORPRI Lifetime Achievement Award” (28 November 2020), “Public Leader Awards” dari Informasi Satu Media Holdings (23 Februar1 2021), Brevet Kehormatan Hidro-Oseanografi dari Kepala Staf Angkatan Laut (19 Oktober 2021), “The Most Popular Leader in Social Media 2021” dari PR Indonesia (10 Desember 2021).

Cek Artikel:  Menjaga Nusantara Baru dari Potensi Radikalisme Terorisme

Adapun penghargaan Dunia antara lain adalah “The Order of Merit” dari Pemerintah Norwegia (Desember 2011), “The Ridder Grootkruis di de Orde van Oranje-Nassau” dari Pemerintah Belanda (12 Januari 2015), penghargaan “Agen Perubahan” dari PBB Kepada Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) pada 21 September 2017; “El Sol del Peru” atau “Mentari Peru” (24 Mei 2018) dan “Malalai Medal of Honor” dari President Ashraf Ghani of Afghanistan (1 Maret 2020).

Mungkin Anda Menyukai