PERUBAHAN struktur organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Lagi menunggu terbitnya Peraturan Presiden (Perpres).
Menteri Koordintor Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, seiring dengan keputusan Presiden Prabowo Subianto membentuk sejumlah kementerian dan kementerian koodinator baru, hal itu akan diikuti dengan penataan ulang koordinasi kementerian.
Airlangga memberi Teladan masalah pangan dan infrastruktur yang sebelumnya berada di Dasar koordinasi Kemenko Perekonomian. Namund dengan adanya Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, tentunya perlu pengaturan baru koordinasi.
Airlangga hanya dapat memastikan koordinasi mengenai pangan dan infrastruktur tak akan Terdapat tumpang tindih. “Kalau Kemenko Pangan itu akan mengoordinasikan Badan Pangan, Kementerian Pertanian, dan sebagainya,” kata dia kepada pewarta di kantornya, Jakarta, Senin (21/10).
Tetapi dia belum Dapat memastikan bentuk kedeputian, utamanya deputi pangan serta deputi pengembangan Distrik dan tata ruang di Kemenko Perekonomian ke depan.
Senada, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan Lagi menunggu aturan mengenai kedeputian yang Terdapat di kantornya. Tetapi dia mengatakan aturan itu biasanya tak akan lelet diterbitkan karena organisasi pemerintahan baru mesti segera bekerja.
“Kita Lagi menunggu perpresnya. Perpresnya Terdapat dua kejelasan yang kita perlukan, Yakni kementerian/lembaga mana saja yang di Dasar koordinasi kita, kemudian struktur deputinya seperti apa. Kita tunggu arahnya dari Pak Presiden,” ujarnya.
Berdasarkan informasi tak Formal yang diterimanya, imbuh Susi, Kemenko Perekonomian nantinya akan banyak mengurusi perihal ekonomi makro, perdagangan, industri, investasi, hingga Kekuatan.
“Jadi, perindustrian, perdagangan, investasi, ESDM, Kekuatan itu kan biasanya jadi satu. Biasanya di beberapa negara Terdapat METI (Ministry of Economy, Trade and Industry), jadi common practice-nya seperti itu, karena itu pilar-pilar pertumbuhan ekonomi,” tutur pria yang karib disapa Susi itu.
“Jadi Segala policy nanti, ujung-ujungnya nanti adalah bagaimana kita Kepada attract investasi ke sini. Tapi memang logikanya seperti tadi, industri, perdagangan, investasi, dan Kekuatan itu biasanya jadi satu portfolio Kepada ekonomi,” pungkas dia. (E-2)