Festival Handai Indonesia Tunjukkan Bahasa Indonesia kepada Dunia

Festival Handai Indonesia Tunjukkan Bahasa Indonesia kepada Dunia
Logo Festival Handai Indonesia 2024(MI/HO)

ADALAH amanat peningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional yang perlu kita junjung tinggi, sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 24 Pahamn 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Musik Kebangsaan. Selanjutnya, Kongres Bahasa Indonesia ke XI tahun 2018 mengamanatkan bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional pada tahun 2045. Sejauh ini sudah terdapat banyak upaya penginternasionalan bahasa Indonesia yang dilakukan, baik oleh lembaga maupun individu. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) sebagai lembaga pemerintah yang mendapat mandat penginternasionalan bahasa Indonesia, telah mengkoordinasi pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di 55 negara melalui fasilitasi langsung maupun tidak langsung sejak tahun 2015. Selain itu, Badan Bahasa telah bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendudukkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Biasa UNESCO. 

Upaya peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional perlu terus diupayakan melalui berbagai cara, termasuk di antaranya melalui festival sebagai wahana unjuk kemampuan berbahasa Indonesia dan sekaligus sarana promosi bahasa Indonesia di kancah internasional. Demi itu, Badan Bahasa menyelenggarakan Festival Handai Indonesia secara rutin sejak tahun 2000. Begitu ini Festival Handai Indonesia 2024 dihelat pada minggu terakhir Agustus di Bali. Festival ini diharapkan dapat menjadi sarana efektif promosi bahasa Indonesia ke kancah internasional.

Festival Handai Indonesia 

Festival Handai Indonesia (FHI) merupakan wahana unjuk kemampuan berbahasa Indonesia bagi handai Indonesia, yaitu warga negara asing yang mampu berbahasa Indonesia serta memahami peradaban, masyarakat, dan kebudayaan Indonesia. Handai Indonesia tidak dibatasi pada warga negara asing yang mendapatkan kemampuan berbahasa Indonesia melalui pendidikan formal, namun bisa juga secara nonformal bahkan otodidak. Kehadiran diaspora Indonesia di berbagai belahan dunia memungkinkan warga negara asing untuk mempelajari bahasa Indonesia melalui kontak di antara mereka.

Cek Artikel:  Penanganan Infeksi HIVAIDS di Indonesia, Sebuah Catatan reflektif

Baca juga : Festival Handai Indonesia, Merayakan Persahabatan

Sejak tahun 2020 FHI menjadi agenda rutin tahunan dengan menyesuaikan pada berbagai kondisi yang ada. Pada tahun 2020, peserta FHI berasal dari 30 negara; tahun 2021 dari 36 negara; tahun 2022 dari 33 negara; tahun 2023 dari 29 negara, dan tahun 2024 dari 78 negara. Hingga tahun 2023, FHI dilaksanakan secara daring, dan pada tahun 2024 FHI dilaksanakan secara bauran. Lonjakan peserta FHI pada tahun 2024 tampaknya dipengaruhi oleh promosi yang melibatkan lebih banyak pihak, terutama Kementerian Luar Negeri dengan perwakilan-perwakilannya di luar negeri, disertai strategi persuasi yang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, peningkatan peserta ini sepertinya didukung oleh kondisi dunia yang lebih kondusif dengan berakhirnya pandemi.

FHI 2024 dilaksanakan dalam bentuk lomba-lomba berbahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Terdapat tujuh jenis lomba dalam FHI 2024, yaitu berpidato, bercerita, berpantun, berpuisi, bernyanyi, membawakan reportase, dan bersurat. Keenam mata lomba pertama merupakan lomba berbahasa lisan, dan mata lomba terakhir merupakan lomba berbahasa tulisan, yang baru diberlakukan tahun ini. Peserta FHI tersebar dengan relatif seimbang ke dalam lomba-lomba tersebut.

Perlombaan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu babak kualifikasi dan babak final. Pada babak kualifikasi, peserta diminta untuk menayangkan penampilannya dalam format video dalam media sosial masing-masing dan mengirimkan tautannya kepada panitia. Demi lomba menulis surat, peserta mengirimkan tautannya kepada panitia. Penjurian babak kualifikasi bertujuan untuk mendapatkan peserta yang layak bertanding pada babak final, yang dilaksanakan secara langsung di Indonesia. 
Babak Final FHI 2024 dilaksanakan di Bali dengan melibatkan 102 orang peserta, dari 105 orang yang diundang dengan tiga orang berhalangan hadir karena keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Para peserta tampil langsung di hadapan juri dan penonton untuk menghasilkan penampilan yang otentik. Dengan demikian, kemampuan peserta yang sudah ditunjukkan secara digital dapat dikonfirmasi melalui penampilan langsung tersebut untuk menghilangkan keraguan tentang kecakapan mereka dalam berbahasa Indonesia.

Cek Artikel:  Memajukan Olahraga dengan IPO

Baca juga : Kemendikbud-Ristek Dorong Standar Kompetensi Penerjemah Indonesia

FHI untuk Promosi Bahasa Indonesia

FHI merupakan aset penting untuk mempromosikan bahasa Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Berkumpulnya 102 orang warga negara asing dari 43 negara untuk berkegiatan dengan menggunakan bahasa Indonesia di dalam negeri perlu dikapitalisasi semaksimal mungkin untuk membuka mata dunia tentang penyebaran bahasa Indonesia dan untuk memotivasi calon-calon pemelajar baru.

Sehubungan dengan itu, Badan Bahasa telah mengupayakan strategi untuk menyebarkan pesan FHI ke seluruh dunia. Strategi pertama adalah mewajibkan para peserta untuk membuat minimal satu materi digital setiap hari dan memublikasikannya dalam media sosial masing-masing. Kedua, perwakilan Indonesia di luar negeri yang mengirimkan peserta FHI juga diminta menayangkan materi digital yang dibuat peserta tersebut dan materi lain yang relevan dalam media publikasi masing-masing. Dengan demikian, informasi tentang penyelenggaraan FHI dapat juga diakses melalui saluran-saluran resmi di luar negeri. Ketiga, awak media diundang untuk meliput langsung acara puncak FHI untuk mendapatkan informasi secara empiris sehingga berita yang disebarkan akan lebih hidup. Keempat, selain diberitakan dalam berbagai media nasional, gebyar FHI juga disebarkan melalui media yang dapat dimengerti oleh publik internasional. Dalam hal ini, Badan Bahasa mewartakan penyelenggaraan FHI melalui the Jakarta Post dan SEA Today.

Cek Artikel:  Pancaroba

Liputan tentang FHI di berbagai saluran media ini selanjutnya diharapkan dapat menstimulasi banyak pelaku media sosial untuk memproduksi ulang liputan tersebut dalam salurannya masing-masing. Dengan demikian, kabar tentang pelaksanaan FHI 2024 dapat tersebar luas baik di dalam maupun luar negeri, sehingga masyarakat luas dapat memperoleh gambaran tentang upaya penyebaran bahasa Indonesia bagi warga negara asing.

Akhirnya, sebagai salah satu upaya penginternasionalan bahasa Indonesia, FHI memiliki nilai strategis sebagai wahana lomba dan apresiasi serta sarana untuk menunjukkan kepada dunia bahwa penyebaran bahasa Indonesia, dalam cakupannya masing-masing, telah meliputi berbagai negara. Peserta FHI yang berasal dari 78 negara (babak kualifikasi) cukup jauh melebihi jumlah negara yang mengajarkan bahasa Indonesia dalam koordinasi Badan Bahasa, yaitu 55 negara. Hal ini menggambarkan penyebaran bahasa Indonesia yang ternyata cukup meluas. Dengan demikian, kita dapat berbesar hati bahwa potensi penginternasionalan bahasa Indonesia cukup besar, yang tentu memerlukan pengelolaan yang semakin baik di masa yang akan datang.

Mungkin Anda Menyukai