Selain memanggil para siswa yang terlibat, Disdik Provinsi DKI Jakarta juga langsung melakukan rapat koordinasi dengan Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Kanwil Kementerian Religi DKI Jakarta, serta Kanwil Kementerian Hukum dan HAM (Kemkumham) DKI Jakarta.
Kemudian, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta, serta kepala sekolah dari empat sekolah tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaluddin mengatakan, pihaknya meminta maaf atas tindakan yang dilakukan pelajar dari empat SMP berbeda ini yang telah menyinggung masyarakat Indonesia.
“Kami, atas nama orang tua siswa yang terkait video viral tersebut, juga atas nama para siswa, memohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian yang menyinggung masyarakat Indonesia,” ujarnya di Gedung Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Budi mengungkapkan, rapat koordinasi dengan sejumlah pihak itu telah menghasilkan kesepakatan bersama, yaitu melakukan beberapa langkah untuk membina sekaligus melindungi para siswa dari potensi perundungan, baik di lingkungan sekolah maupun rumah.
“Para siswa wajib lapor selama satu minggu kepada guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah masing-masing. Kemudian, kami akan memberikan pembinaan karakter dan wawasan kebangsaan kepada para siswa, orang tua dan sekolah tersebut. Guru BK akan memberikan pembinaan selama satu minggu kepada siswa-siswa tersebut. Kami juga menyiapkan konselor dari Dinas PPAPP DKI Jakarta dan KPAI untuk mendampingi mereka selama pembinaan,” bebernya.
Selain itu, Kanwil Kemkumham DKI Jakarta, pihak kepolisian, Kanwil Kementerian Religi, Badan Kesbangpol, dan KPAI juga akan melakukan pembinaan kepada para siswa tersebut selama satu minggu di sekolah.
“Pembinaan juga diberikan kepada seluruh sekolah yang terlibat, orang tua dan seluruh siswa di sekolah tersebut. Kegiatan pembinaan akan diisi dengan penyampaian materi nilai-nilai pengembangan karakter dan kebangsaan bagi para siswa, guru, orang tua dan seluruh pihak di sekolah,” terangnya.
Ia berharap, dengan pembinaan pengembangan karakter dan kebangsaan ini, rasa toleransi, kerukunan, persatuan dan kesatuan dapat terjalin, baik dalam diri para siswa dan orang tua maupun seluruh pihak di sekolah. Sehingga, kejadian seperti video viral yang menyinggung masyarakat Indonesia itu tidak terjadi lagi.
“Pembinaan ini dilakukan juga sebagai langkah untuk mencegah perundungan terhadap para siswa tersebut. Kita tetap harus melindungi mereka dan memulihkan mental mereka. Pembinaan ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan kebangsaan dan pengetahuan penggunaan digital yang bijak. Hal ini akan menjadi pembelajaran bagi kami tentang pentingnya pembinaan pengembangan karakter kepada para siswa,” pungkasnya. (Riyan). ***